Pilkada KBB Terasa Pilkades

Illustrasi foto

BANDUNG BARAT, BANDUNGSATU.COM – Atmosfir pesta demokrasi jelang Pemilihan Kepala Daerah Serentak November mendatang di Kabupaten Bandung Barat saat ini mulai terasa hangat.

Bakal Calon Bupati sudah mulai bermunculan. Tokoh pemuda, tokoh masyarakat, sampai mantan birokrat, beberapa dintaranya sudah mendaftarkan diri melalui partai politik.

Sesuatu yang baru pada Pilkada kali ini adalah banyaknya Kepala Desa yang ikut mencalonkan diri untuk menjadi Bupati. Hal ini jadi sorotan Divisi Humas Lembaga Studi Masyarakat Bandung Barat, Mentari Kala Senja.

“Mungkin sedikit terasa aneh dengan bermunculan para Balon Bupati dari kalangan Kepala Desa yang coba – coba mencari keberuntungan mencalonkan diri menjadi kepala daerah dengan mendaftarkan diri ke partai yang membuka pendaftaran untuk bakal calon bupati di KBB. Sejauh ini partai yang sudah membuka pendaftaran adalah PAN, Partai Demokrat dan PDIP,” kata Mentari.

Mentari mengatakan beberapa dari kalangan Kepala Desa yang mencalonkan diri sebagai Balon Bupati KBB dan sudah mendaftarkan diri ke partai, diantaranya Steve Ewon Kepala Desa Kertawangi Cisarua, Gagan Wirahma Kepala Desa Cihanjuang Kecamatan Parongpong , Aas Mohamad Asor Kepala Desa Cilame serta ada mantan Kepala Desa dari Kecamatan Cililin, Deden Zainal.

“Selain itu ada juga yang belum terang terang mentasbihkan diri mencalonkan diri banyak ingin meramaikan pesta lima tahunan ini seperti Kades Gudang Kahuripan Kecamatan Lembang Agus Karyana, Obar Sobarna Kades Mekarmukti Kecamatan Cikalongwetan. Para Balon Bupati yang datang dari kalangan Kepala Desa tersebut, mulai meramaikan media sosial seperti, WhatsApp, Tiktok, FB dengan memasang banner maupun video,” kata Mentari.

“Kalangan kades ini mungkin terinspirasi oleh Bupati Kabupaten Bandung Dadang Supriatna (DS). Merangkak dari Kepala Desa bisa menjadi Bupati Bandung, begitu anggapannya kepala desa pun bisa,” imbuh Mentari

Tapi kalau melihat track record DS, kata Mentari, ia adalah politikus murni. Ia pernah memegang jabatan organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat serta pernah jadi anggota DPRD Kabupaten Bandung dan DPRD Jabar.

“DS pengalamannya di dunia politik cukup lengkap,” tukas Mentari

Selain itu, imbuh Mentari, DS memiliki latar belakang akademik yang mumpuni. Mentari melihat hal itu berbeda kalau melihat fenomena yang terjadi di KBB dimana latar pengalamannya bisa disebut, hanya dikenal sebatas di Desa dan Kecamatan tempat mereka bertugas.

Tanpa bermaksud meremehkan atau memandang dengan sebelah mata, mentari melihat para Balon Bupati pun harus memiliki biaya untuk pra pencalonan dan nanti dalam pelaksanaannya. Ini yang tentu harus dipikirkan secara matang oleh para Kades yang ingin mencalonkan diri sebagai Bupati.

“Di sini pun, tiap partai akan mensurvei para Balon Bupati yang mendaftar ke partainya. Biasanya survey tersebut juga mempertanyakan kekayaannya,” jelas Mentari.

Dengan berbondong-bondongnya para Kades akan mencalonkan diri menjadi Balon Bupati, menurut Mentari, hal ini menjadi fenomena yang unik dalam Pilkada KBB dimana Balon Bupatinya  dari kades mungkin paling banyak untuk di Bandung Raya, hal ini  sepert anekdot ‘Pilkada KBB terasa Pilkades.’

“tapi saya melihat dengan muncul banyaknya Balon ini, terutama dari kalangan Kepala Desa, itu artinya di KBB mulai ada keberanian dan kelugasan dalam berdemokrasi. Apalagi yang mencalonkan diri dari kalangan Kepala Desa ini, identik adalah para putra daerah,” ujar Mentari.

Terlepas dari biaya besar yang kelak harus dikeluarkan oleh para Kepala Desa, Mentari melihat, dari sisi sumber daya manusia ada juga  salah satu Kades yang bisa dibilang ‘komplit’ baik pengalamannya maupun bentukan SDMnya adalah Aas Mohamad Asor yang memiliki latar belakang akademik yang baik dan aktif dalam organisasi kepemudaan maupun ormas. Dan saat ini menjadi praktisi hukum.
Pilkada serentak tahun ini, banyak kepala desa yang masih aktif saat ini masih jabatannya masih panjang mencalonkan diri jadi bupati KBB. Padahal pertama kali KBB melaksanakan pilkada belum ada dari kalangan kepala desa mencalonkan diri.

Sementara itu, di para Balon Bupati KBB tersebut ada juga yang berasal dari kalangan birokrat yang belum pensiun dan dikabarkan akan ikut kontestasi di Pilkada, seperti Hasanudin Kabag Kesra KBB dan Apung Ahdiat, Kepala Badan Kesbangpol seperti memaksakan diri mudah mudahan setelah pensiun mereka bisa berkiprah lagi di birokrat bila terpilih. Ada juga mantan birokrat dan mantan Wakil Bupati KBB, kemudian kalangan aktivis, ketua partai dan kader partai.

Hasil pantauan Bandungsatu.com dilapangan tercatat sekitar 30 an Balon Bupati ini umumnya sudah mulai bersosialisasi ke masyarakat. Cara sosialisasinya, kebanyakan memakai medsos, baliho dan alat peraga kampanye yang mengenalkan diri bahwa mereka adalah bakal calon Bupati Bandung Barat. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.