Ini Respons Sekjen PKS dengan Adanya Reshuffle Kabinet Indonesia Maju

Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Aboe Bakar Alhabsy memberi keterangan pers usai acara penutupan rapat kerja nasional PKS di Jakarta, Kamis (18/3/2021). ANTARA/HO-PKS/am.

BANDUNGSATU.COM – Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Habib Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan pihaknya berharap Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dapat bekerja lebih baik mengatasi berbagai persoalan rakyat setelah adanya perubahan kabinet (reshuffle).

Ia mengatakan kerja-kerja menteri yang baru dilantik oleh Presiden di Jakarta, Rabu, kemungkinan akan lebih berat, karena penggabungan dan pembentukan kementerian/lembaga baru menunjukkan adanya tuntutan yang lebih banyak dan lingkup kerja lebih luas.

Terkait pelantikan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Aboe berpendapat jabatan itu merupakan posisi penting dan strategis.

“Pastinya, investasi ini penting, terutama di tengah pandemi COVID-19. Semoga, dia yang terpilih mampu memberi solusi dan memberi alternatif investasi yang terbaik untuk Indonesia,” kata Aboe menyampaikan harapannya saat ditanya oleh wartawan di Jakarta, Rabu.

Sementara itu, terkait pelantikan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Aboe menyampaikan kerja Nadiem akan lebih berat ke depan.

“Karena (kementerian) itu gabungan (dari dua kementerian berbeda), maka akan makin berat buat beliau. Kita lihat, itu tidak mudah ya. Semoga beban ini akan bisa diatasi oleh beliau, dan saya yakin ketika presiden sudah memilih, itu pasti sudah ada catatan-catatan dan dialog sebelumnya. Itu pasti prosesnya panjang,” ujar Aboe.

Presiden Joko Widodo pada Rabu sore melantik Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek); Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Pelantikan dua pejabat itu menandai perombakan terbatas pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019—2024.

Perubahan kabinet terbatas itu dilakukan oleh Presiden setelah ada penggabungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menjadi satu kementerian. Tidak hanya itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal juga menjadi Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Pemerintah juga membentuk secara terpisah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Presiden Jokowi pada hari Rabu juga melantik Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko sebagai Kepala BRIN. (*)

Editor : Rizki Nurhakim

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.