Milenial Harus Diedukasi Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme agar Tak Dijadikan Alat Konflik

Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso. Foto/Dok.Humas LDII

BANDUNGSATU.COM – Konflik dunia yang terus menderu, kerap menggunakan dalih penegakan demokrasi maupun agama. Padahal, konflik tersebut bila diperhatikan secara seksama berkaitan dengan persoalan sumberdaya yang kian terbatas.

“Konflik global saat ini pada dasarnya memperebutkan sumber daya seperti pangan, air, logam langka, dan energi,” kata Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, dalam keterangan resminya, Senin (21/6/2021).

Fenomena tersebut harus disikapi dengan mengedukasi anak bangsa, terutama milenial mengenai wawasan kebangsaan dan nasionalisme, baik dalam geopolitik maupun geoekonomi. Sebab konflik-konflik tersebut seringkali atas nama penegakan demokrasi bahkan agama.

Menurutnya, nasionalisme di sini bukan nasionalisme dalam arti sempit, yang memandang besar diri sendiri dan menutup diri dalam pergaulan internasional. Namun yang diharapkan adalah sosio-nasionalisme yang bertujuan mencapai kebahagiaan umat manusia.

“Sebagai bangsa yang besar, rakyat Indonesia harus memiliki wawasan kebangsaan. Dengan wawasan tersebut, mereka bisa melihat posisinya di tengah-tengah hiruk-pikuk politik nasional dan global,” paparnya.

Ketua Umum MUI Jawa Timur, Ali Maschan Moesa menuturkan, terkait ideologi transnasional seperti kekhilafahan, menegaskan berbeda-beda adalah sunnatullah, atau kehendak Allah. Bila NKRI diganti dengan bentuk pan Islamisme atau yang lebih dikenal dengan khilafah, justru bertentangan dengan sunnatullah.

“Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI merupakan bentuk final perjuangan umat Islam di Indonesia untuk mendirikan sebuah negara-bangsa,” jelas Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya ini.

Menurutnya, menjadikan bangsa-bangsa menjadi satu ideologi tidak tepat, justru bakal memunculkan anggapan anggapan diri mereka yang terbaik atau chauvinisme. Islam tak perlu menjadi negara dalam konteks keIndonesiaan. Dengan lahirnya Pancasila, umat Islam di tanah air dapat melaksanakan Islam sebagai rahmatan lil alamin.

“Berbangsa-bangsa itu boleh, sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Al Hujurat Ayat 13,” ujarnya dalam Tausiah Kebangsaan yang diselenggarakan DPW LDII Jawa Timur, di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Surabaya, Minggu (20/6/2021).(*)

Editor : Rizki Nurhakim

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.