Unjani Gelar Program Penelitian Kebijakan MBKM Berbasis Survei ke 8.465 Mahasiswa

Tim peneliti dari Unjani Cimahi saat kegiatan penyampaian laporan akhir kegiatan bantuan pendanaan program penelitian kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Mason Pine, Kota Baru Parahyangan, Padalarang. Foto/Dok.Humas Unjani

BANDUNGSATU.COM – Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Cimahi menyelenggarakan kegiatan penyampaian laporan akhir kegiatan bantuan pendanaan program penelitian kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis hasil penelitian ini untuk melihat dampak kebijakan penerapan program MBKM di kampus Unjani Cimahi terhadap peningkatan soft skills mahasiswa.

Salah seorang tim peneliti Dr Anceu Murniati melaporkan bahwa Unjani telah berkontribusi dan merespons dengan cepat dalam menjalankan skema program bantuan pendanaan program penelitian kebijakan MBKM dan pengabdian kepada masyarakat (Pengmas) berbasis hasil penelitian PTS.

Begitupula dengan beberapa program studi (prodi) di Unjani yang telah melaksanakan MBKM dengan menggunakan kurikulum yang baru. Yakni sisipan giat ekuivalensi MBKM dan kurikulum berbasis Smart Military University. Sejauh ini dalam pelaksanaannya di kampus berjalan sangat baik.

“Kegiatan dalam program MBKM meliputi, kampus mengajar, magang sertifikat, pertukaran mahasiswa, penelitian, dan kerja praktik. Semuanya berjalan dengan baik di lingkungan kampus,” sebutnya di Mason Pine Hotel, Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (29/12/2021).

Pada pelaksanaannya dilakukan survei populasi mencapai 70% yang terdiri dari mahasiswa sebanyak 8.465 responden, dosen sebanyak 411 responden, dan tenaga kependidikan sebanyak 353 responden pada seluruh prodi tingkat sarjana di lingkungan Unjani.

Menurutnya, berdasarkan pengolahan statistik didapat hasil survei bahwa pemahaman pengetahuan tentang MBKM cukup dipahami baik dari dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Meskipun ada beberapa hambatan dan tindak lanjut, antara lain kendala teknis. Yaitu berupa terbatasnya waktu untuk melakukan sosialisasi ke setiap prodi, sehingga sasaran untuk penyebaran angket kurang maksimal.

“Mengacu kepada hal itu Unjani berupaya lebih komprehensif untuk sosialisasi dalam peningkatan soft-skill mahasiswa dengan melibatkan dosen dan tenaga kependidikan dalam implementasi MBKM dengan kurikulum terbaru,” pungkasnya. (*)

Editor : Rizki Nurhakim

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.