Okupansi RS Pada Imbas Merebaknya DBD, Dinkes Minta Ruang Perawatan Ditambah

Foto/Ilustrasi

BANDUNG BARAT, BANDUNGSATU.COM – Rumah sakit di Kab.Bandung Barat diharapkan menambah ruang perawatan pasien, agar layanan kesehatan pasien bisa tetap berjalan saat merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) saat ini.

Akibat mulai merebaknya DBD ini, diketahui sejumlah RS di KBB mengalami peningkatan okupansi, sehingga kamar perawatan penuh.

“Betul beberapa rumah sakit mulai penuh. Memang gak semuanya pasien DBD, ada penyakit lain. Tapi untuk sekarang DBD cukup mendominasi,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan (Diskes) KBB, Nurul Rasihan, Sabtu (23/03).

Di Bandung Barat sendiri sejak Januari kasus DBD terus bertambah. Data menunjukan, dari 1 Januari hingga Sabtu 23 Maret 2024, jumlah kasus DBD mencapai 1.143 kasus dengan 11 kematian.

Dari jumlah tersebut, tercatat 71 orang masih dirawat di rumah sakit dengan rincian 10 di RSUD Lembang, 16 di Rumah Sakit Karisma Cimareme (RSKC), 21 di Rumah Sakit Cahya Kawaluyan, 14 di RSIA Graha Medika Padalarang, dan 10 pasien di RS IMC Padalarang.

“Karena ruang rawat sudah penuh, rumah sakit akan melakukan penambahan bed, itu sudah SOP. Apalagi mereka punya pengalaman tatkala menghadapi Pandemik Covid-19,” tambah Nurul.

Jumlah kasus DBD tersebut, Bandung Barat menempati Insidens Rate (IR) 61 kasus per 100.000 penduduk, artinya dari 100.000 penduduk Bandung Barat, terdapat potensi 61 kasus DBD. Sedangkan indeks fatalitas penyakit atau Case Fatality Rate (CFR) mencapai 0.77 persen, artinya dari seluruh penduduk kbb ada sekitar 0.77% diantaranya meninggal karena DBD.

“Jika dilihat dari sebaran kasus DBD, Kecamatan tertinggi yakni Cililin dengan 165 kasus, Lembang 152 kasus, dan Cipongkor dengan 98 kasus,” jelasnya.

Nurul mengatakan, meski peningkatan kasus DBD ini dipicu beberapa faktor. Namun paling utama disebabkan oleh puncak musim hujan, sehingga perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti lebih cepat.

Ia juga menjelaskan, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap DBD, pihaknya terus mensosialisasikan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan prinsip 3M Plus, yaitu menguras tempat air, menutup tempat air dan mengubur barang-barang yang berpotensi membuat air tergenang. Dengan pola seperti itu maka kasus DBD diharapkan dapat menurun.

”Kami juga kumpulkan kader kesehatan di Bandung Barat untuk terus menekan penyebaran DBD sampai kasus demam berdarah di daerah menurun. Untuk pelaksanaan fogging sudah dilakukan sebanyak 30 kali,” pungkasnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.