MUI Kecam Presiden Prancis Dipandang Suburkan Islamophobia 

Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi saat diwawancarai awak media massa di Jakarta, Selasa (3/3/2020). (ANTARA/Muhammad Zulfikar/aa.)

BANDUNGSATU.COM – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menuding Presiden Prancis Emmanuel Macron menyuburkan Islamophobia karena secara tidak langsung mendukung penistaan terhadap Nabi Muhammad SAW melalui karikatur

“MUI menilai bahwa Macron secara tak langsung telah mendukung gerakan Islamphobia,” kata Wakil Ketua Umum KH Muhyiddin Junaidi kepada wartawan di Jakarta, Senin (26/10/2020).

Presiden Macron sendiri kebanjiran kritik dari umat Islam dunia karena meminta Muslim agar belajar toleransi saat berada di Prancis. Orang nomor satu di Prancis itu juga mengecam pelaku pembunuhan atas wartawan Charlie Hebdo yang arahnya mendukung gerakan Islamphobia.

Dikutip dari Antara, sebelumnya seorang guru di Prancis dibunuh karena mempertontonkan karikatur Nabi Muhammad SAW yang menurut umat Islam sebagai penghinaan.

Kasus terkait penistaan Nabi Muhammad juga dilakukan media setempat oleh Charlie Hebdo yang beberapa kali menerbitkan konten bernada satir terhadap nabi.

Muhyiddin mengatakan Prancis sendiri dalam sejarah tercatat sebagai salah satu kolonialis dunia yang sangat rasialis dan kejam atas warga jajahan mereka di dunia, terutama di Benua Afrika.

“Tak aneh jika reaksi atas sikap Macron dari dunia Islam cukup keras di mana beliau diminta untuk menarik pernyataannya. Beberapa negara di Timur Tengah sudah mengancam akan melakukan embargo terhadap produk Prancis,” kata dia.

Ia. mengatakan Macron harus belajar banyak tentang toleransi beragama, terutama Islam. Kebebasan tanpa batas dan melawan norma justru akan mengakibatkan kegaduhan dan kekacauan.

Panggil Dubes Prancis

Muhyiddin juga meminta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memanggil Duta Besar Prancis untuk Indonesia untuk meminta penjelasan komprehensif mengenai pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang menyudutkan Islam dan umat Islam.

“Ternyata pernyataan Macron tentang Islam sebagai pemicu utama di banyak kasus kekerasan di dunia, terutama jika umat Islam mayoritas, ini sangat berbahaya, seakan menyamakan Islam agama kekerasan dan intoleran,” kata Muhyiddin kepada wartawan di Jakarta, Senin.

Menurut dia, pernyataan Macron bisa menyuburkan Islamofobia.Presiden Prancis ini mengkritik kelompok Islam dan membela penerbit kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya Macron juga mengatakan bahwa “Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis.”

Pernyataan Macron tentang Islam memicu kritik, termasuk di antaranya dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, yang mengatakan bahwa pernyataan Macron memicu Islamofobia. Selain itu, Timur Tengah menyuarakan boikot terhadap produk Prancis.

Muhyiddin mengemukakan bahwa jumlah Muslim di Prancis terus bertambah dan peran mereka dalam pembangunan negara itu tidak bisa disepelekan.

“Delapan juta Muslim Prancis punya andil besar dalam membangun negara tersebut. Para pemain sepak bola Muslim Prancis juga telah berkontribusi besar kepada bangsa dan negara Prancis,” kata dia. (RZK)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.