Melalui FGD, Kemenkop dan UKM Dorong Modernisasi Koperasi di Indonesia

FGD Kewirausahaan Perempuan melalui Pemberdayaan Koperasi Perempuan yang digelar di Lembang, KBB, Selasa (27/10/2020). Foto/BANDUNGSATU.COM
FGD Kewirausahaan Perempuan melalui Pemberdayaan Koperasi Perempuan yang digelar di Lembang, KBB, Selasa (27/10/2020). Foto/BANDUNGSATU.COM

BANDUNGSATU.COM – Forum Grup Discusion (FGD) Kewirausahaan Perempuan melalui Pemberdayaan Koperasi Perempuan digelar dengan menghadirkan pembicara dari Kementerian Koperasi dan UKM, di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (27/10/2020).

Kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Bagian Rencana dan Program, Biro Perencanaan Kementerian Koperasi dan UKM Catur Susanto, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM KBB Ade Sudiana, perwakilan UMKM dan pemuda ini, salah satunya untuk menampung aspirasi dari pelaku koperasi dan UKM.

“Kami ingin menampung aspirasi dari bawah (bottom-up) agar bisa merancang program yang ke depan bisa menjadi acuan pelaku koperasi dan UKM untuk bisa maju,” kata Catur kepada wartawan.

Kementerian Koperasi dan UKM mendorong seluruh koperasi di Indonesia menjadi modern baik dari segi tata pengelolaan ataupun aspek pemasaran. Hal tersebut sesuai dengan target dari Presiden Joko Widodo yang meminta agar seluruh koperasi di Indonesia menjadi koperasi yang modern di tahun 2024.

Menurutnya, permasalahan besar koperasi di Indonesia saat ini adalah dari sisi pengelolaan dan manajemen yang harus menyesuaikan dengan badan usaha lain. Perlu terobosan program dalam melakukan modernisasi koperasi baik dari segi dimensi usaha atau lembaganya.

“Modernisasi itu salah satunya adalah digitalisasi pengelolaan yang saat ini masih terbatas. Begitupun dengan UMKM dari sekitar 64 juta, baru sekitar 13% yang sudah digitalisasi. Sementara koperasi ada 123.000 koperasi yang aktif di Indonesia dan ada sekitar 500 koperasi yang omzetnya sudah lebih dari Rp50 miliar,” sebutnya.

Pelaku koperasi dan UMKM yang bergerak di pengelolaan Jamur Tiram, Marien Nadila mengatakan, FGD bermanfaat karena bisa mencari ilmu dalam pengelolaan koperasi dan UMKM. Dirinya yang mendapatkan bantuan permodalan usaha mikro Rp2,4 juta melalui Koperasi Paguyuban Pasundan juga ingin mengarah ke digital dalam pengelolaan usahanya.

“Ke depan persaingan sudah digital dan itu tidak bisa terelakan. Makanya saya berterima kasih atas bantuan yang diterima dan akan dimanfaatkan dalam pengembangan usaha,” ucapnya. (RZK)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.