Setiap Hujan Jalan di Bawah KM 122 Tol Padaleunyi Banjir, Akses Dua Desa Terganggu

Aktivitas warga yang melintas di jalan di bawah jembatan Tol Padaleunyi tepatnya di KM 122 yang masuk wilayah Kampung Ciharashas, Desa Margajaya, Kecamatan Ngamprah, KBB, selalu terganggu akibat banjir. Foto/Istimewa

BANDUNG BARAT,BANDUNGSATU.COM – Akses warga dua desa di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), sering terganggu setiap hujan deras turun. Pasalnya akses jalan yang melintas di bawah jembatan Tol Padaleunyi tepatnya di KM 122 yang masuk wilayah Kampung Ciharashas, Desa Margajaya, Kecamatan Ngamprah, KBB, selalu terendam banjir.

Seperti yang terjadi pada Sabtu (6/5/2023), genangan air setinggi paha orang dewasa itu terjadi akibat hujan deras yang turun sehari sebelumnya. Akibat banjir ini, aktivitas warga termasuk siswa yang hendak bersekolah dengan melintasi jalan tersebut menjadi terganggu.

“Setiap kali hujan deras, jalan itu selalu banjir. Kasihan anak-anak yang mau sekolah jadi harus memutar ke Jalan Raya Cimareme,” kata warga setempat Oman Rohman kepada wartawan, Sabtu (6/5/2023).

Dia mengatakan, jalan yang melintasi di bawah jalan Tol Cipularang ini berada di Kampung Ciharashas perbatasan antara RW 04 dan 05 dan menghubungkan Desa Margajaya dengan Desa Cilame. Akses jalan itu sangat vital bagi masyarakat umum karena dilalui oleh motor dan mobil, serta jalan alternatif menuju perkantoran Pemda KBB.

Setiap hujan deras, banjir selalu terjadi di jalan tersebut dan sudah bertahun-tahun. Sejak dirinya menjadi RW 04 dari tahun 2009-2016 belum ada lagi pembersihan drainase atau bak kontrol pembuangan air oleh pihak Jasa Marga. Sehingga diduga karena mampet dan terlalu kecilnya drainase di sana, membuat terjadi banjir dan memutuskan akses warga.

“Kejadian banjir ini selalu dilaporkan ke Jasa Marga selaku pengelola Jalan Tol Padaleunyi. Warga di sini tidak bisa apa-apa dan hanya bisa pasrah,” ujarnya.

Kepala Desa Margajaya, Kecamatan Ngamprah, KBB, Ahmad Saepudin menyebutkan, jalan itu milik Jasa Marga karena tahun 1982 sudah dibeli (dibebaskan) dari sebelumnya merupakan jalan desa. Saat ini kondisinya setiap kali hujan deras turun maka jalannya selalu banjir tergenang air hingga ketinggian bisa mencapai lebih dari setengah meter.

Sebab air limpasan dari dari arah RW 04 dan RW 05 masuk ke jalan gorong-gorong tersebut. Dikarenakan drainase yang tersumbat kotoran tidak mampu menampung debit air yang meningkat, akhirnya terjadi banjir dan surutnya juga lama. Atas kondisi itu, pihak desa sudah berulang kali melaporkan ke pihak Jasa Marga supaya ada upaya perbaikan agar tidak banjir.

“Sudah berulang kali kami bersurat ke Jasa Marga melaporkan banjir ini, namun sayangnya sampai sekarang tidak pernah ada tanggapan. Padahal masyarakat banyak yang dirugikan karena aktivitas dan mobilitas mereka terganggu,” tegasnya. (*)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.