Poros Jalan Desa Mekarjaya Kecamatan Cikalongwetan KBB, Terputus Imbas Longsor

Ruas Jalan Raya Purwakarta, tepatnya di Kampung Cadar Gorowong Desa Campakamekar Kecamatan Padalarang terjadi tertutup oleh longsoran tanah yang membawa rumpun bambu yang menutupi jalan dan menyebabkan kemacetan panjang setelah hujan mengguyur dengan sangat besar, Jumat sore (26/04). Foto/Istimewa

BANDUNG BARAT, BANDUNGSATU.COM – Poros Jalan  Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikalongwetan, Kab.Bandung Barat, terputus imbas longsor pada Jumat (26/04).

Jalan yang terputus, Jalan Nyalindung Salakuning, adalah jalan penghubung antara Desa Nyalindung, Desa Mekarjaya, Desa Cipada, dan Desa Sadangmekar, Kecamatan Cikalongwetan.

Kepala Desa Mekarjaya, Obar Sobarna mengatakan, Peristiwa longsor terjadi sekitar pukul 13.23 WIB. Imbas longsor, 8 titik wilayah tertimbun termasuk 1 rumah milik warga.

“Dampaknya 10 RW terisolir, baru ada 1 RW terdiri 14 Kepala Keluarga (KK) sedang direlokasi di Madrasah terletak RW18,” kata Obar.

Obar juga menjelaskan bahwa 8 titik longsor yang terparah berada di wilayah RW18, dimana 1 rumah milik warga ikut tertimbun, sementara 5 titik lainnya menggerus jalan poros desa.

“1 rumah tertimbun rata dengan tanah kena longsoran di RW18, Desa Mekarjaya di arah Muara Nyalindung-Cipada aksesnya juga terputus, alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Saat ini akses jalan tersebut tidak dapat dilalui, jangankan sepeda motor untuk dilintasi pejalan kaki pun tidak bisa, melipir ke sisi jalan ,” ujarnya.

Imbas longsor yang terjadi, untuk menuju jalan Nasional, warga harus melintasi jalur alternatif lain yang jaraknya bisa di tempuh sekitar 14 KM.

Longsoran tanah, kata Obar, semakin meluas dan masih terasa ada pergerakan tanah lanjutan. Pihaknya mengimbau kepada warga untuk tetap berhati-hati jika terjadi hujan di khawatirkan adanya longsor susulan, terlebih lokasi berada di areal yang berbukit.

“Saat ini, petugas relawan dan TNI/Polri tengah melakukan evakuasi secara manual di bantu masyarakat sekitar. Kendala dan kesulitan karena kurangnya alat yang memadai karena material longsoran cukup tebal maka harus menggunakan alat berat untuk mengevakuasi,” jelas Obar.

“Kami menghimbau kepada RT/RW untuk melakukan patroli malam (ronda -red) agar bisa menjaga rumah masing-masing segera melapor jika ada pergerakan tanah disekitar, dan kami meminta kepada pemerintah KBB untuk membantu warga kami termasuk pihak PUPR untuk segera melakukan perbaikan dan menurunkan alat berat agar bisa dilalui kembali dan aktivitas warga kembali normal,” imbuhnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.