Dinas PUTR KBB Gerak Cepat, Keruk Drainase di Sekitar Pasar Panorama Lembang

Kepala Dinas Penataan Umum dan Tata Ruang, KBB, Rahmat Adang Syafaat bersama Ketua Forbat Suherman terjun langsung memantau pengedukan sampah dan lumpur yang di sepanjang jalan depan Pasar Panorama Lembang, KBB. Foto/BANDUNGSATU.COM

BANDUNGSATU.COM – Dinas Penataan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung Barat (KBB) bergerak cepat mengantisipasi dan melakukan pencegahan terjadi banjir yang selalu datang di musim hujan, khususnya di depan Pasar Panorama Lembang.

“Kami melakukan kerja cepat dengan menormalisasikan drainase, saluran air, dan gorong-gorong yang ada di depan Pasar Panorama Lembang, sesuai instruksi Plt Bupati Bandung Barat,” kata Kepala Dinas Penataan Umum dan Tata Ruang (DPUTR), KBB, Rahmat Adang Syafaat, Kamis (21/10/2021).

Pembersihan gorong-gorong dan saluran drainase di sekitar Pasar Panorama Lembang sudah dilakukan sejak beberapa hari terakhir. Hasilnya ternyata saluran air banyak yang sudah tertutup akibat sedimentasi lumpur dan sampah. Bahkan sudah lebih dari 80 truk yang mengangkut sampah dan lumpur yang dibersihkan dari kawasan tersebut.

“Kondisi gorong-gorong dan drainase di sini ada yang rusak dan ada yang sudah tertutup. Setelah dikeruk ternyata 90%-nya adalah material sampah dan sisanya lumpur,” sebutnya.

Dia mengakui selama ini kawasan di depan Pasar Panorama Lembang selalu tergenang banjir jika hujan deras dengan intensitas yang lama turun. Kondisi itu sangat ironis mengingat Lembang menjadi daerah kunjungan wisatawan dan banyak pendatang dari luar kota yang berkunjung.

Untuk itu sekarang dibereskan dulu drainase di Lembang agar tidak ada banjir lagi. Pihaknya menurunkan satu alat berat untuk melakukan pengerukan lumpur dan sampah. Dia pun meminta kesadaran masyarakat di Lembang untuk tidak membuang sampah ke saluran air.

“Tahun depan kita akan tata Lembang secara komprehensif dari drainase hingga penataan kawasan. Ini kan banyak gorong-gorong yang sudah lama tidak diperbaiki dan rusak sehingga menghambat aliran air,” tandasnya.

Ketua Forum Peduli Bandung Utara (Forbat) Suherman (60) mengatakan, banjir di kawasan Lembang khususnya di depan Pasar Panorama Lembang akibat alih fungsi lahan di hulu dan drainase yang tidak berfungsi dengan baik. Termasuk adanya saluran air yang ditutup dan menjadi bangunan pertokoan di atas lahan carik desa, sehingga tidak ada buangan air.

“Pembuangan air dari hulu itu ada yang ke PPI dan Sesko AU, kemudian dari Jayagiri mengalir ke Panorama. Tapi karena saluran air penuh lumpur, sampah, dan ada yang ditutup akhirnya banjir di depan pasar tak terelakan, itu mulai terjadi sejak tahun 2007’an, sebelumnya tidak pernah,” kata dia. (*)

Editor : Rizki Nurhakim

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.