Pilkada KBB, 4 Partai Teratas Pemenang Pileg Punya Kans Tunjuk Balon Bupati, Sementara PDIP Harus Pilih Koalisi

Foto/Ilustrasi Versi Dulurnet Infobandungbarat.

BANDUNG BARAT, BANDUNGSATU.COM – Partai pemenang Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif di pemilu 2024 mulai mempersiapkan kembali kader kadernya untuk ikut pada kontestasi Pilkada serentak di Kabupaten Bandung Barat bulan November tahun ini.

Partai pemenang pemilu di KBB seperti PKS, Partai Golkar, Partai Gerindra, PKB, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PAN serta PDIP meski belum terlihat secara resmi mengusung siapa yang akan ditunjuk menjadi Kepala Daerah, namun sejumlah sudah terlihat siap maju mewakili partainya.

Untuk di Kabupaten Bandung Barat hasil Pilpres lalu menempatkan kemenangan untuk pasangan Prabowo dan Gibran. Dan untuk pilegnya di KBB , Partai Keadilan Sejahtera (PKS)  dengan raihan 8 kursi, disusul Partai Golkar 8 kursi, partai Gerindra 7 kursi, PKB 6 kursi, Partai Demokrat 5 kursi, PAN 5 kursi, Nasdem 5 kursi, PDIP 5 kursi dan PPP 1 kursi

Perolehan kursi di DPRD dan koalisi yang dibangun pada Pilpres, belum tentu bisa sebangun, dalam menentukan pemimpin daerah di KBB. Bisa saja calon Bupati mendatang diusung oleh koalisi yang sementara ini sudah permanen pada pilpres, namun bisa juga berubah dengan melihat ‘kursi’ yang diperoleh masing masing partai politik.

Hal tersebut dikatakan Divisi Humas Lembaga Studi Masyarakat Bandung Barat, Mentari Kala Senja.

Mentari lebih jauh mengungkapkan bahwa skenario yang dibangun dalam pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Bandung Barat ada dua. Bisa koalisi permanen pada Pilpres mengusung masing masing calonnya, bisa pula empat besar partai yang dominan mendapat ‘kursi’ di DPRD Kabupaten Bandung Barat yang mencalonkan pilihannya, yaitu PKS, Gerindra, Golkar dan PKB.

“Bisa jadi ada tiga calon dari koalisi permanen yang mengusung pilpres, atau bisa pula ada empat calon dari empat partai terbesar di DPRD KBB yang mendapat masing-masing kursi Yaitu PKS, Partai Golkar, Partai Gerindra dan PKB,” kata Mentari.

Dari selain empat parpol yang memegang ‘tiket’ untuk mencalonkan jagoannya, Mentari juga mengatakan bahwa PDIP menjadi yang kesulitan, karena jelas parpol lain sudah bisa diduga arah koalisinya ke mana, sementara PDIP harus memilih dengan siapa harus berkoalisi karena partai tersebut tidak bisa mencalon diri dengan hanya meraih 5 kursi.

Mentari menilai kemungkinan besarnya adalah PDIP bergabung bersama Partai Nasdem. Dari ideologi partai yang tidak jauh berbeda dan secara nasional memiliki sejarah sama-sama mendukung Pemerintahan Presiden Joko Widodo 2019-2024, menjadi hal yang paling rasional untuk koalisi dalam Pilkada 2024. PDIP bisa juga koalisi dengan Partai Demokrat dan PAN serta PKB, kalau politik itu dinamis.

Sementara itu Mentari mengatakan meski empat parpol pemenang Pileg di KBB sudah memenuhi syarat pencalonan untuk kadernya, namun PKB terlihat masih belum menemukan calon yang pas, sehingga kemungkinan PKB untuk bergabung dengan partai lain pun, masih bisa terjadi.

“Apalagi pimpinan partainya sendiri mengatakan bahwa pihaknya masih terbuka untuk mengambil calon dari luar PKB,” imbuh Mentari

Melihat dinamika tersebut Mentari menyimpulkan bahwa kemungkinan besar calon yang akan maju ke Pilkada KBB adalah empat orang. “Hanya saya lihat yang ideal sebenarnya tiga, ” jelas Mentari

Lebih jauh ia mengatakan, bahwa terlepas dari koalisi yang dibangun pada Pilpres, dari sisi psikologi politik ia melihat kecenderungan yang terjadi empat partai besar tadi memiliki ego sendiri- sendiri untuk mencalonkan jagoannya, sementara PDIP tentu harus menentukan sikap akan memilih koalisi mana untuk ikut bergabung.

“PKS, PKB dengan Nasdem, sudah bisa mengusung satu pasangan bakal calon, Sementara Partai Golkar dengan Partai Gerindra bisa tetap dengan Demokrat dan PAN sudah bisa mengusung satu pasangan balon bupati dan wakilnya . Nah PDIP mau dengan siapa, ini posisi yang menyulitkan,” tukas Mentari

Terlepas soal partai pengusung, Mentari juga menilai bahwa yang juga sangat menarik adalah soal sosok pimpinan yang akan maju sebagai Bupati. Mentari menilai bahwa Bandung Barat memiliki sisi kearifan lokal yang unik.

Kabupaten Bandung Barat disebut Mentari memiliki budaya Senioritas dan ketokohan oleh karenanya yang paling pas membangun KBB adalah, ia yang tahu persis budaya politik yang ada di Bandung Barat.

“Diantaranya yang mumpuni adalah Ernawan Natasaputra mantan Wakil Bupati KBB periode 2008 – 2013, Yayat Soemitra mantan Wakil Bupati KBB, periode 2013 – 2018 , Aep Nurdin anggota DPRD Jabar, dan Mantan Bupati KBB, Hengki Kurniawan” jelas Mentari seraya menyebut keunggulan ke empatnya yang memiliki ketokohan, popularitas, mesin partai yang mumpuni dan etika politik yang terpelihara dengan baik.

Calon lainnya, Kades Kertawangi yang juga sebagai pawang ular Steve Ewon , Ujang Rohman Ketua Karang Taruna KBB dan akademisi , Gagan Wirahma Sekretaris APDESI KBB, Kades Cilame yang juga sebagai Praktisi Hukum, Aas Muhammad Asor memiliki peluang besar juga untuk bisa menduduki posisi Wakil Bupati karena latar belakang pendidikan dan organisasi yang mumpuni.

Dari kalangan pemuda Mentari menambahkan, Rian Firmansyah anggota DPR RI patut pula diperhitungkan. Selain itu ada Edi Rusyadi anggota DPRD Jabar dari Golkar dan Tobias Saidina anggota DPRD Jabar dari Partai Gerindra sangat potensial serta Pamriadi. Sementara saat ini yang ‘getol-getolnya’ menyambangin dan bersilaturahmi dengan para ketua partai adalah Dansah Widansyah pengusaha muda asli Cihampelas yang terang terangan mencalonkan diri menjadi Bupati KBB. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.