Pempro Jabar Berkoordinasi dengan BMKG, Bahan Kemungkinan Cuaca Buruk saat Pemilu

Kepala Badan Meterologi Klomatologi dan Geofisika, Dwi Korita Karnawati mengingatkan Pemprov Jawa Barat bahwa pada pemungutan suara pada Pemilu 14 Februari mendatang masih berada pada musim hujan. Foto/Istimewa

BANDUNG, BANDUNGSATU.COM – Kepala Badan Meterologi Klomatologi dan Geofisika, Dwikorita Karnawati mengingatkan Pemprov Jawa Barat bahwa pada pemungutan suara pada Pemilu 14 Februari mendatang masih berada pada musim hujan.

Hal itu disampaikan Dwi Korita pada pertemuan dengan Pj Gubernur Jawa Barat di Gedung Sate, Selasa (30/01).

Pertemuan antara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat itu digelar dalam rangka mitigasi bencana hidrometeorologi jelang Pemilu 2024 yang bersamaan dengan puncak musim hujan.

“Kurang lebih sama, tidak ada anomali. Bisa mencapai 400 milimeter dalam satu bulan. Tetapi secara harian bisa mengalami ekstrem. Curah hujan bisa mencapai 100 milimeter lebih perhari dan kadang bisa mencapai 150 milimeter,” kata Dwi Korita.

Ia juga tidak menampik bahwa hujan ekstrem ini berpotensi mengakibatkan longsor dan banjir bandang.

“Perlu kewaspadaan, inspeksi sungai apakah ada sunbatan agar tidak menyebabkan banjir bandang,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung BMKG Teguh Rahayu mengatakan, dalam pertemuan dengan Pemprov Jabar tersebut, pihaknya pun mengungkapkan banyaknya daerah di Jawa Barat yang berpotensi terjadi bencana dan harus diantisipasi, terutama daerah yang dikenal sebagai lumbung pangan.

“Yang harus diwaspadai adalah Jawa Barat bagian timur dan selatan. Majalengka, Sukabumi. Iya [itu daerah] lumbung pangan,” kata Teguh.

Sementara itu, pada para pewarta Pj Gubernur Jawa Barat Bey Mahmudin, mengatakan usai mendapat arahan dari BMKG pihaknya akan berkoordinasi dengan KPU dan Bawaslu Jabar soal mitigasi bencana jika terjadi hujan deras atau bencana lain saat pemungutan suara 14 Februari nanti.

“Berbagai skenario kita bahas, tentunya ini ranah KPU. Jadi apakah boleh door to door akan kami bahas. Jangan sampai hujan besar, partisipasi menjadi rendah,” jelas Bey.

Di luar konteks pemilu, pihaknya juga akan mengantisipasi imbas cuaca ekstrem yang bisa mempengaruhi produksi padi di Jabar bagian timur yang menurut BMKG memiliki potensi besar mengalami kendala cuaca buruk.

“Kami akan koordinasi dengan kota/kabupaten terkait cuaca,” tegas Bey. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.