Tidak Ditemukan Kasus Baru, Penerapan Protokol Kesehatan di Sekolah Kabupaten Bandung Barat Berjalan Baik

Sebelum masuk ke sekolah, siswa menjalani pengecekan suhu/Dokumen Disdik KBB

BANDUNGSATU.COM – Perilaku hidup bersih dan sehat  menjadi wajib tanpa tawar-menawar bagi peserta didik. Salah satu cara memperkuat diri yaitu dengan menjaga protokol kesehatan dan mengonsumsi makanan dan minuman sehat.

“Kita juga harus banyak mempelajari bagaimana menjaga imun dan kesehatan  untuk memerangi Covid-19. Mulai dari diri sendiri untuk menjaga lingkungan serta menjaga anak-anak kita,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat Asep Dendih didampingi Dadang A. Supardan di Ngamprah, Selasa 14 Desember 2021

Oleh karena itu, lanjutnya, semua harus saling berkolaborasi memperkuat implementasi protokol kesehatan sebagai poin penting perubahan perilaku diri kita, khususnya di masa pandemi Covid-19

Lebih jauh Asep Dendih mengungkapkan, adaptasi kebiasaan baru (AKB) pada proses belajar mengajar di Kabupaten Bandung Barat kemungkinan baru akan diterapkan pada awal 2022.

“Untuk Desember 2021 masih akan menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT),” ujarnya.

Ditegaskannya, untuk menetapkan AKB pada kegiatan belajar mengajar, Disdik Kabupaten Bandung Barat harus berkoordinasi dengan Satgas Covid-19, dan pihak berkompenten lainnya

“Sesudah ujian akhir semetara (UAS) baru kita lakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PTMT. Apakah Januari bisa digelar AKB atau PTMT transisi,” ujarnya.

Dijelaskannya, jika AKB diberlakukan maka ekstra kulikuler (ekskul), dan olahraga dapat digelar kembali. Begitupun dengan kantin sekolah sudah dapat kembali buka.

Diungkapkannya, selama pemberlakuan PTMT di KBB belum ditemukan kasus Covid-19 baik pada guru maupun siswa.

“Alhamdulillah hingga saat ini belum ada kasus Covid-19 di lingkungan sekolah,” ucapnya.

Setiap sekolah mengambil kebijakan jika ada siswa yang sakit atau kondisi kesehatannya menurun tidak perlu masuk sekolah.

“Kebijakan serupa juga untuk guru. Jika sedang sakit tidak perlu mengajar di sekolah,” tambahnya.

Hasil pantauannya ke beberapa sekolah, lanjut Dadang, penerapan protokol kesehatan (prokes) masih berjalan sampai sekarang.

“Pihak sekolah tetap menyiapkan sarana atau fasilitas untuk mencuci tangan. Begitupun hal-hal lainnya masih konsistensi dilakukan,” tandasnya. advertorial

Editor: Rizki Nurhakim

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.