Disdik Kabupaten Bandung Barat Dorong Pelajar Memiliki Kecintaan Pada Seni dan Budaya Lokal

Kepala Disdik KBB Asep Dendih/Prokompim Setda KBB

BANDUNGSATU.COM – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat Asep Dendih mengingatkan, siswa di Bandung Barat harus terus dibangun kesadarannya terhadap kekayaan seni dan budaya yang merupakan kearifan lokal daerah masing-masing.

Selain itu, setiap guru pada setiap satuan pendidikan di Kabupaten Bandung Barat harus berupaya seoptimal mungkin untuk mendorong siswanya agar memiliki kecintaan terhadap kearifan lokal.

“Seluruh guru di Kabupaten Bandung Barat harus berupaya seoptimal mungkin untuk mendorong siswanya memiliki kecintaan terhadap kearifan lokal,” tutur Asep Dendih di Hotel Narima Lembang, Jumat (10/12/2021).

Dalam kesempatan tersebut disampaikan pula bahwa penguatan kecintaan dan kesadaran akan pentingnya kearifan lokal dalam kehidupan mereka dapat berdampak pada lahirnya kebanggaan pada diri setiap siswa.

“Jika ditelaah lebih mendalam, begitu banyak nilai filosofis yang terkandung dalam kearifan lokal yang dimiliki,’ ujarnya.

Menurutnya, kandungan nilai tersebut di antaranya mengarah pada upaya menyikapi keberlangsungan kehidupan. Dalam koneks ini harus dilakukan penyadaran bahwa kontribusi pemanfaatan kearifan lokal selama ini telah menjadi penopang keberlangsungan kehidupan.

Ia menambahkan, upaya penyadaran tersebut, salah satunya melalui intervensi pada ranah pendidikan terhadap siswa yang sedang menimba ilmu pada satuan pendidikan di Kabupaten Bandung Barat.

“Begitu banyak nilai filosofis yang terkandung dalam kearifan lokal yang berkembang dalam kehidupan masyarakat kita,” ujar Asep Dendih.

Kegiatan Talk Show yang mengupas pentingnya pengedepanan kearifan lokal dalam pendidikan, menampilkan dua orang narasumber. Mereka adalah Asep Dendi, Kepala Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat serta Taofik Faturohman, budayawan Sunda.

Kegiatan yang mengusung tema karasa, katara, karaksa tersebut diikuti oleh berbagai pihak yang terkait dengan pendidikan, di antaranya para pengawas, kepala sekolah, guru, dan penggiat budaya.

Untuk meluaskan jangkauan ketersampaian materi, kegiatan disiarkan secara live melalui media daring, Zoommeeting, Instagram, dan Streeming Youtube.

Narasumber lainnya, Taofik Faturohman, salah seorang budayawan Sunda mengungkapkan bahwa kearifan lokal yang berkembang dalam kehidupan masyarakat merupakan refleksi karakter masyarakat Sunda.

Masyarakat Sunda yang handap asor, terefleksikan pada berbagai bentuk kearifan lokal. Bagaimana masyarakat Sunda menamai gunung tertingginya di Jawa Barat dengan nama gunung Ceremai, tidak dengan nama lain yang kesannya tinggi atau besar.

“Kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Sunda merupakan refleksi dari karakter masyarakat Sunda yang handap asor,” ungkap Taofik Faturohman dengan nada humor khasnya yang disambut dengan tepuk tangan peserta.advertorial**

Editor: Rizki Nurhakim

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.