Hanya 24 Jam, 3.523  Warga India Meninggal Akibat Terpapar COVID-19

Seorang penjaga keamanan swasta berjaga di luar pusat vaksinasi penyakit virus korona (COVID-19) yang kosong setelah Brihanmumbai Municipal Corporation (BMC) mengeluarkan pemberitahuan tentang tidak ada vaksinasi untuk tiga hari, di Mumbai, India, Jumat (30/4/2021). ANTARA FOTO/REUTERS

BANDUNGSATU.COM – India melaporkan peningkatan kasus COVID-19 harian sebanyak 401.993 kasus virus corona jenis baru pada Sabtu (1/5/2021).

Menghadapi pandemi yang semakin tidak terkendali, saat  ini India  membuka program vaksinasi besar-besaran untuk semua orang dewasa.Meski sejumlah negara bagian telah mewanti-wanti akan adanya kekurangan vaksin akut.

India merupakan produsen vaksin COVID-19 terbesar di dunia, memiliki jumlah suntikan yang terbatas dalam persediaan domestik.

Kondisi itu memperburuk infeksi gelombang kedua yang suram yang telah mengakibatkan penuhnya rumah-rumah sakit dan kamar jenazah.

Sementara keluarga-keluarga memperebutkan pasokan oksigen dan obat-obatan yang semakin langka.

“Kami berharap agar kami bisa mendapatkan vaksin besok atau di hari setelahnya. Saya meminta agar Anda tidak mengantri di pusat-pusat vaksinasi pada Sabtu,” ujar Kepala Menteri negara bagian Delhi dilansir dari ANTARA, Minggu (2/5/2021).

Ratusan orang terlihat mengantre di seluruh Ahmedabad, kota komersial utama di negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi di Gujarat untuk mendapatkan vaksinasi.

Kebakaran di sebuah rumah sakit di sekitar 190 km (115 mil) utara Ahmedabad menewaskan 16 pasien virus corona dan dua staf, kabar yang terbaru dari serangkaian kecelakaan mematikan di rumah sakit.

Di seluruh negeri, kematian akibat COVID-19 melonjak 3.523 selama 24 jam terakhir, menjadikan total korban tewas menjadi 211.853, menurut data kementerian kesehatan.

Jumlah total kasus telah mencapai 19 juta. Ketika gelombang kedua mulai meningkat, India telah menambahkan sekitar 7,7 juta kasus sejak akhir Februari, menurut penghitungan Reuters.

Sebaliknya, memakan waktu hampir enam bulan bagi India untuk menambahkan 7,7 juta kasus sebelumnya.(*)

Editor : Rizki Nurhakim

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.