QNET, RYTHM Foundation, dan Kodim 1611 Badung, Tanam 2.000 Bibit Bakau

General Manager QNET Indonesia Ganang Rindarko bersama Dandim 1611 Badung, Kol. Inf Dodi Triyo Hadi yang bersinergi dengan RYTHM Foundation menanam 2.000 bibit bakau di kawasan konservasi hutan bakau Badung Bali, Senin (13/6/2022). Foto/Istimewa

BANDUNGSATU.COM – QNET bekerja sama dengan Kodim 1611 Badung, Bali, melakukan penanaman hutan bakau di Indonesia yang bertujuan untuk menjaga dan melestarikan daerah pesisir. Kegiatan ini juga sebagai upaya untuk memberikan manfaat lebih kepada masyarakat luas.

General Manager QNET Indonesia Ganang Rindarko mengatakan, QNET sebagai perusahaan direct selling atau MLM memandang bahwa hutan bakau atau mangrove memiliki peranan penting. Bukan hanya untuk mencegah abrasi tetapi jauh lebih dari itu, keberadaan hutan mangrove sangat penting bagi habitat beberapa spesies burung, kepiting dan hewan-hewan laut.

“Apabila ditata lebih baik lagi dengan menerapkan nilai-nilai ekonomi, hutan mangrove bisa menjadi kawasan wisata dimana akan melebarkan peluang pembukaan lapangan pekerjaan,” ucapnya di kawasan konservasi hutan bakau Badung Bali, dalam release resminya yang diterima, Senin (13/6/2022).

Menurutnya, pemerintah dan instansi terkait tidak mungkin bekerja sendirian untuk memperluas hutan mangrove. Butuh sinergitas semua elemen masyarakat untuk mendukung program rehabilitasi mangrove melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam menata hutan mangrove.

Dia menambahkan bahwa sinergi antara QNET, RYTHM Foundation bersama Kodim 1611 Badung untuk menananam 2.000 bibit bakau merupakan implementasi program CSR QNET untuk lebih menjaga pantai dan wisata di Bali. Sebab salah satu poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs), yakni poin 14 yang mendorong tata kelola laut dan pantai secara berkelanjutan.

“Bali dan Indonesia sedang berbenah dalam menyambut KTT G20, dimana salah satu agendanya adalah semua pemimpin negara G20 akan berkunjung ke hutan mangrove. QNET ingin ikut membantu Bali dan pemerintah Indonesia dalam gambaran mengenai prestasi dan komitmen ekonomi hijau Indonesia yang dapat ditunjukkan kepada para anggota delegasi yang hadir,” sambungnya.

Kawasan wisata dan pantai di Bali harus dijaga dari abrasi dan erosi melalui penanaman bibit bakau sekaligus sebagai upaya menyambut KTT G20 dimana para delegasi pemimpin negara G20 akan berkunjung ke hutan mangrove di Bali. Foto/Istimewa

Pada kesempatan yang sama, Dandim 1611 Badung, Kol. Inf Dodi Triyo Hadi mengatakan, Indonesia akan menghadapi event KTT G20 pada bulan Oktober 2022. Salah satu fokus dari pemerintah Indonesia adalah  menunjukkan keseriusan Indonesia dalam merestorasi dan merehabilitasi hutan mangrove, hutan gambut dan lahan kritis sebagai komitmen yang kuat dalam persiapan menghadapi perubahan iklim.

“Sinergitas antara QNET,  RYTHM Foundation bersama Kodim 1611 Badung dalam rehabilitasi hutan mangrove di Bali sangat penting dilakukan dalam mendukung program Indonesia. Hutan mangrove mencegah abrasi dan bisa menghadirkan tempat wisata Bali serta meningkatkat roda ekonomi,” terangnya.

Seperti diketahui hutan bakau adalah salah satu solusi terpenting untuk perubahan iklim dan perlindungan pantai. Mangrove juga sangat berguna untuk melindungi pantai dari erosi. Pohon bakau yang tumbuh di pantai dapat melindungi dataran dari gelombang langsung dan mencegah erosi tanah lebih lanjut, yang dapat menyebabkan banjir dan degradasi habitat tumbuhan dan hewan.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, luas lahan mangrove di Provinsi Bali berkisar 2.143,97 hektare. Dalam area ini, 263 hektare dataran pantai tidak memiliki tutupan yang layak dari pohon bakau. (*)

Editor : Rizki Nurhakim

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.