Bentuk Karakter Siswa, CDM-CMT 2024, Nurul Fikri Boarding School Bekali Wawasan Palestina

LEMBANG, BANDUNGSATU.COM,- Telah 13 tahun berjalan, Camp Dai Muda (CDM) dan Camp for Muslimah Teens (CMT) yang dilaksanakan Nurul Fikri Boarding School, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menitik beratkan pada wawasan keislaman dan wawasan Kepalestinaan. Kesadaran tersebut disalurkan mengingat, Palestina pun salin menjadi negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia juga membantu materi perjuangan bangsa Indonesia berupa pesawat.

Kepala Sekolah Nurul Fikri Boarding School Lembang, Ustadz Nanang mengatakan, bagi peserta CDM-CMT 2024 untuk semua peserta ditanamkan wawasan keislaman serta wawasan kepalestinaan.

“Itu ada kajian-kajian setiap di masjid bada sholat terutama di bagian malam Bada Isya ataupun Bada Subuh ada kajian-kajian keislaman,” ungkap Ust. Nanang usai membuka kegiatan, Rabu, (8/2/2024).

Pasca pelaksanaan kegiatan CDM-CMT 2024, dia menyebutkan, pihaknya membuat forum terkait narasi Kepalestinaannya ditanamkan agar bisa menginspirasi yang lain, menyadarkan yang lain, bahkan momennya sangat bertepatan bagaimana di Palestina, di Gaza di bombardir Israel.

“Sejarah riwayat kita merdeka salah satunya berkat perjuangan masyarakat Palestina yang mengakui bahkan menyumbang juga berupa pesawat yang digunakan Indonesia, munashoroh atau infaq-infaq dari Palestina saat itu,” terangnya.

Terkait forum wawasan Keislaman dan wawasan Kepalestinaan, dia menjelaskan, tidak dilepas begitu saja melainkan dirawat terus dengan mengadakan pertemuan-pertemuan baik skala nasional, event nasional, bahkan di kampus-kampus kita perkuat lagi.

“Termasuk sekolah-sekolah negeri yang di kita sama-sama boarding lebih kuat ya, tapi, yang lain juga kita ikat,” ucapnya.

Ditegaskan Ust. Nanang, fokus wawasan Kepalestinaan sebagai trigger karena di awal kegiatan CDM-CMT 2024 juga ada orasi terkait perjuangan membebaskan Masjid Al-Aqsa.

“Terus saat di lead camp setiap malam itu dibawakan tidak dominan tentunya karena secara umum kepemimpinan terkecuali kajian di masjid bahkan lebih dominan di lomba itu,” tuturnya.

“Kajian Kepalestinaan lebih dominan ada di kajian-kajian ada di masjid atau di lead camp atau pada saat Grand Opening atau sedikit di closing,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.