Yayat T Soemitra Turun Gunung, Ajak Warga Cikalongwetan Kembangkan Pertanian

Wakil Bupati dan juga Plt Bupati Bandung Barat tahun 2018, Yayat T Soemitra saat memantau kawasan Cikalongwetan, KBB, yang potensial dikembangkan menjadi sentra agro bisnis pertanian karena lahan garapan masih sangat luas dan subur. Foto/BANDUNGSATU.COM

BANDUNGSATU.COM – Wakil Bupati dan juga Plt Bupati Bandung Barat tahun 2018, Yayat T Soemitra turun gunung kembali ke Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Politisi PDI Perjuangan (PDIP) ini kini membidik sektor pertanian di KBB untuk maju dan berkembang sesuai dengan core bisnis Pemda KBB yang sangat bergantung kepda agro wisata dan agro bisnis pertanian.

Yayat ingin mengajak masyarakat di Kecamatan Cikalongwetan, KBB, untuk mengembangkan agro bisnis sektor pertanian. Banyaknya lahan kosong dan subur menjadi aset yang bisa dimanfaatkan untuk menanam berbagai komoditas pertanian yang bisa menghasilkan.

“Saya melihat di Cikalongwetan ini tanahnya subur dan masih banyak lahan kosong,” kata Yayat saat ditemui di Desa Tenjolaut, Cikalongwetan, KBB, Senin (12/4/2021).

Dia mengatakan, konsep tumpang sari dengan sistem mulsa menjadi salah satu cara agar petani bisa terus panen setiap pekan dan bulannya. Jika itu berjalan maka petani bisa mendapatkan penghasilan kotor 3-4 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan cara konvensional.

Dirinya juga memiliki total lahan  seluas 11 haktare yang akan dimanfaatkan untuk lahan pertanian berbagai komoditas seperti pisang, sayuran, singkong, dan buah-buahan. Kerja sama kemitraan dengan masyarakat juga akan dilakukan dalam hal pemanfaatan lahan sehingga bisa lebih luas lagi.

“Nantinya mereka (pemilik lahan) bisa mendapatkan penghasilan dua kali lipat dari biasanya,” kata Yayat yang kini menjabat sebagai Derektorat Ekonomi DPP PDIP.

Lebih lanjut dikatakannya, mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), bahwa KBB core bisnisnya adalah agro bisnis dan agro wisata. Sehingga bisnis pertanian bisa dikembangkan untuk menjaga ketahanan pangan daerah dan nasional. Sebab di masa pandemi COVID-19, ekspor dari sektor pertanian menunjukan tren yang stabil dan cenderung meningkat.

“Tinggal bagaimana kita mengemas hasil pertanian sehingga punya nilai ekonomis lebih, karena saya yakin market yang menerima sudah menunggu,” ujarnya.

Kepala Desa Tenjolaut, Kecamatan Cikalongwetan, Wowo Syswono menyebutkan, banyak lahan kosong di wilayahnya yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Sekitar 90% warganya pun adalah petani sehingga bisa diberdayakan. “Di sini kan buruh tani masih murah dan memang banyak yang bertani. Biasanya hasil panen dijual ke Cibitung Jakarta dan Caringin, Bandung,” sebutnya.

Salah seorang petani, Adi mengaku, terbantu ketika ada investor yang mengembangkan sektor pertanian di Cikalongwetan. Ini dikarenakan kebanyakan warga masih terkendala dengan modal dan pemasaran dalam mengembangkan sektor pertanian.

“Ya kalau ada investor ngajak kerja sama bagus buat petani. Kami bisa bertani dan mendapatkan keuntungan lebih banyak,” ucap pria yang sedang mengembangkan komoditas pertanian pisang tanduk ini. (*)

Editor : Rizki Nurhakim

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.