TPA Sarimukti Akan Difungsikan 50 Persen Nantinya, Setelah Padam

Alat - alat berat stand by di lokasi TPA Sarimukti Cipatat, Kabupaten Bandung barat yang terbakar, disiagakan untuk membantu pemadaman api yang membakar sampah. Foto/Istimewa

BANDUNG, BANDUNGSATU.COM – Menyusul mulai terkendalinya kebakaran di TPA Sarimukti, Cipatat Kabupaten Bandung Barat, diharapkan Tempat Pembuangan Akhir sampah tersebut, mulai bisa difungsikan. Namun demikian TPA Sarimukti hanya akan menampung sebanyak 50 persen sampah dari kapasitas semula. Hal tersebut disampaikan Plh. Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja usai menghadiri Forum Guru Besar ITB di Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Kota Bandung, Jumat (22/09).

“Namun, daya tampung Sarimukti berkurang menjadi 50 persen,” kata Setiawan. Ia mengatakan dengan kondisi itu Dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Bandung Raya harus mengurangi kiriman sampah sebanyak 50 persen, sedangkan 50 persen sisanya harus mulai diolah melalui program pemilahan sampah dari sumbernya.

“Pemerintah kabupaten/kota harus menahan atau mengurangi sampah yang akan dibawa ke Sarimukti sebanyak 50 persennya. Yang 50 persen (sisa)-nya tersebut adalah harus mulai program pengurangan dari sumber,” jelasnya.

Ia juga mengatakan bahwa saat ini proses pemadaman kebakaran di TPA Sarimukti sudah hamper 90 persen. Api yang masih menyala saat ini tinggal beberapa titik. Dengan demikian dalam waktu dekat diharapkan situasi sudah dapat dikendalikan.

Dengan hanya bisa difungsikannya lahan TPA Sarimukti 50 persen dari kapasitas semula, Setiawan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar sampah. Hal itu karena dapat menimbulkan masalah baru, seperti polusi udara.

“Enggak boleh (membakar sampah). Karena kalau (sampah) dibakar itu menimbulkan masalah baru lagi, yaitu pencemaran udara,” ucap Setiawan.

Setiawan menambahkan, solusi yang dirancang pemerintah dalam menangani sampah ini adalah melalui program memilah sampah menuju “zero waste.” Kesuksesan program tersebut sangat membutuhkan kerja sama semua pihak, terutama masyarakat.

“Bagi (sampah) yang numpuk saat ini, memang masih bisa ditampung di Sarimukti. Tapi (sampah) yang baru harus dipilah dari sumber penghasil sampah, (seperti) rumah tangga. Kalau tidak begitu, kita tidak akan pernah selesai,” pungkas Setiawan. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.