Terminal Wisata Grafika Cikole Lembang Luncurkan Wisata Malam Edukatif Berbasis Vidio Mapping

PJ Bupati Bandung Barat, Arsan Latif didampingi Pengelola dan Pemilik Terminal Wisata Grafika Cikole, Eko Supriyanto dan keluarga membuka wahana baru yang diberi nama Hutan Mycelia. Foto/BANDUNGSATU.COM

BANDUNG BARAT, BANDUNGSATU.COM -Terminal Wisata Grafika Cikole, di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat membuat inovasi wisata baru dengan menyematkan teknologi video mapping pada wahana yang disebut Hutan Mycelia.

Tidak melulu sebagai atraksi wisata, wahana ini juga menjadi wahana edukasi bagi para pelajar yang berkunjung ke tempat tersebut.

Selain video mapping, di wahana Hutan Mycelia, terdapat lampu-lampu yang terangkai menjadi bentuk jamur dengan berbagai ukuran yang semakin menambah semaraknya wahana tersebut.

Pemilik Terminal Wisata Grafika Cikole Eko Suprianto mengatakan bahwa wahana ini sengaja dibangun untuk menyemarakan wisata malam yang edukatif. Menurut Eko wisata pada siang hari di Lembang sudah cukup marak, sehingga perlu ada pilihan lain yang bisa dinikmati wisatawan pada malam hari.

“Ini edukasi tapi di alam terbuka. Disaksikannya di malam hari, tujuannya untuk mengembangkan wisata yang sudah crowded di siang hari. Jadi Bandung Barat dengan wisata yang kita bikin, termasuk kami mengajak teman-teman PUTRI dan PHRI untuk mengembangkan wisata di malam hari,” kata Eko saat ditemui di lokasi Minggu malam (01/10).

Eko mengatakan, tidak hanya bisa dinikmati sebagai bagian dari atraksi wisata, namun video mapping ini menjadi bahan edukasi berupa seminar, sehingga bisa menjadi bekal ilmu, karena didalamnya dibedah bagaimana cara pembuatan video mamping dan konstruksi teknologi wahana tersebut.

Eko menjelaskan dengan seminar itu, para Siswa juga dikenalkan dengan profesi baru bidang video mapping dan teknologi elektrik yang bermanfaat bagi dunia bisnis.

“Pembuatan video mapping ini akan diedukasi dalam seminar yang akan mengedukasi anak-anak, yang masih duduk di bangku sekolah untuk tahu ada bidang-bidang pendidikan ini dan ada bidang-bidang profesi ini,” jelas Eko.

“Edukasinya dalam bentuk seminar. Pemirsanya akan melihat tayangan video cara pembuatan dari konten, animasinya, terus sampai hardawrenya juga. Kita detilkan cara pembuatannya bagaimana,” imbuh Eko.

Ia juga menambahkan untuk menikmati atraksi wisata tersebut pengunjung harus merogoh kocek sebesar 50 ribu rupiah. Sementara untuk seminarnya dikenakan tarif 30 ribu rupiah.

Hutan Mycelia menurut Eko, ditujukan dengan pesan agar manusia menjaga kelestarian hutan dan ramah pada lingkungan.

Sementara itu di tempat yang sama, PJ Bupati Bandung Barat Arsan Latif mengapresiasi peran pihak ke tiga dalam pengembangan pariwisata, sehingga bisa menyerap lapangan kerja. Disamping itu ia mengatakan wisata malam di Bandung Barat menjadi peluang baru dalam pengelolaan wisata yang kelak tidak hanya di wilayah Utara KBB namun juga akan dibangun di wilayah Selatan.

“Kalau kita melihat kondisi seperti ini, sepertinya kita berada di luar Bandung Barat, Ini lah wujud bahwa peran, pihak ke tiga, yang sekarang sudah kita gandeng ya, untuk menghidupkan Bandung Barat. Oleh karenanya bukan hanya siang, namun malam pun hidup,” ujar Arsan.

“Teman-teman tolong disampaikan kepada siapa saja, bahwa di Bandung Barat itu, khususnya di Lembang ini, nanti Menyusul di bagian Selatan, saya sudah komunikasi, bahwa ada lho wisata malamnya, sehingga berdampak pada lapangan pekerjaan,” imbuh Arsan.

Arsan juga mengatakan pengembangan wisata ini akan terkait juga dengan pengembang sarana dan prasarana lain guna merespon beroperasinya Kereta Cepat Jakarta Bandung, sehingga dimungkinkan berdampak besar pada tingkat kunjungan wisata di Bandung Barat sehubungan dengan salah satu pemberhentian kereta itu berada di Bandung Barat.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.