Ratusan Ribu Tentara Rusia Divaksinasi Anti COVID-19

Seorang perawat mempersiapkan vaksin Rusia "Sputnik-V" anti penyakit virus corona (COVID-19) untuk suntikan tahap uji coba di sebuah klinik di Moskow, Rusia, Kamis (17/9/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Tatyana Makeyeva/aww/cfo)

BANDUNGSATU.COM – Pemerintah Rusia berencana memvaksinasi lebih dari 400.000 anggota militernya  dengan anti COVID-19.

Kebijakan itu diambil Rusia seiring dengan meningkatnya kasus di negara itu hingga pertambahan infeksi harian tercatat 27.543 kasus.

Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menyebutkan bahwa 2.500 anggota militer telah divaksinasi COVID-19, dengan target yang diharapkan sebanyak 80.000 personel hingga akhir tahun ini, tulis beberapa kantor berita Rusia yang mengutip pernyataannya.

Negara yang tengah mengembangkan beberapa vaksin COVID-19 itu, seperti  dikutip dari Antara, mengalami lonjakan kasus infeksi sejak September, namun otoritas tidak memberlakukan aturan karantina wilayah, melainkan menerapkan sejumlah langkah pencegahan di wilayah tertentu.

Di Ibu Kota Moskow, antara 1.500 hingga 1.700 pasien dilarikan ke rumah sakit setiap harinya akibat COVID-19, menurut Wakil Wali Kota Anastasia Rrakova. Sementara pada Jumat, rekor infeksi harian tercatat sebanyak 7.918 kasus.

“Situasi wabah COVID-19 di Moskow masih sangat berat, hari ini kita mencatat apa yang disebut sebagai rekor baru,” tulis kantor berita Rusia, mengutip pernyataan Rakova.

Meskipun terjadi lonjakan kasus, Rakova menyatakan masih tersedia sekitar 5.000 ranjang perawatan di rumah sakit dan sebanyak 12 pusat pemeriksaan CT scan telah dibuka untuk menyediakan layanan 24 jam bagi para pasien.

Dengan jumlah keseluruhan sebanyak 2.215.533 kasus COVID-19, Rusia menempati posisi keempat negara dengan kasus terbanyak hingga saat ini, di bawah Amerika Serikat, India, dan Brazil. Tercatat 38.558 kematian telah terjadi di negara itu sejauh ini.

Saat ini, Institut Gamaleya Rusia tengah berada alam tahap uji coba akhir vaksin COVID-19 Sputnik V, sementara Institut Vector di Siberia mengembangkan EpiVacCorona.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.