Proyek Pengerjaan Terowongan Kereta Cepat Didukung Teknologi Girder Launcher

Salah satu tunel Kereta Cepat Jakarta Bandung yakni terowongan 10 yang memiliki panjang 1.230 meter dan berlokasi di Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, dan kini telah berhasil tembus. Foto/Dok.KCIC

BANDUNGSATU.COM – Sejumlah perangkat dan teknologi modern dipergunakan dalam membangun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Salah satunya penggunaan mesin peluncur gelagar (Girder Launcher) berjenis Through-Tunnel Box Girder Erecting Machine yang bisa digunakan di dalam terowongan.

Girder atau gelagar jembatan merupakan balok yang akan mendukung semua beban yang bekerja pada jembatan kemudian meneruskannya ke struktur bawah jembatan. Gelagar umumnya diletakkan memanjang diantara dua penyangga.

Pada proyek KCJB, peluncur gelagar berjenis Through-Tunnel Box Girder Erecting Machine memungkinkan operator mesin untuk menekuk sayap peluncur gelagar, sehingga mesin mudah dilepas-pasang, dan menjadikan peluncur gelagar lebih fleksibel.

Proses pengerjaannya, ketika hendak melakukan pemasangan di terowongan, bagian railing dilepas terlebih dahulu. Kemudian sayap serta tiang penyangga peluncur gelagar ditekuk agar ukurannya menjadi dapat disesuaikan dengan luas terowongan.
Setelah sampai di pintu masuk terowongan, bagian-bagian yang dilepas, dipasang kembali.

Peluncur gelagar jenis ini, membuat pemasangan girder box di dalam terowongan pada trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung lebih cepat dan efisien jika dibandingkan cara lama dengan memasang penyangga di bawahnya, yang umum dilakukan dalam pembangunan jembatan tol.

“Penggunakan peluncur gelagar ini juga lebih ramah lalu lintas. Karena biasanya girder dibawa melalui jalan raya kemudian dinaikkan untuk dipasang. Namun dengan teknologi yang dimiliki peluncur gelagar ini, girder bisa langsung dinaikkan untuk kemudian dipasang. Sehingga proses pemasangan relative tidak mengganggu arus lalu lintas di sekitarnya,” tutur GM Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Mirza Soraya, Selasa (24/8/2021).

Mirza menjelaskan, disamping fiturnya yang lebih fleksibel, peluncur gelagar jenis ini memiliki dimensi yang kompatibel dan mampu menyesuaikan dengan ukuran terowongan. Hal ini membuat pengerjaan konstruksi khususnya pemasangan box gelagar menjadi lebih efektif dan efisien.

“Pada proyek KCJB, kami juga melakukan transfer pengetahuan dari tenaga ahli Tiongkok kepada tenaga lokal Indonesia. Mengingat ada banyak teknologi baru yang diterapkan dalam proyek ini, sehingga merupakan kesempatan bagi tenaga kerja Indonesia untuk mempelajari teknologi baru di dunia kontruksi,” kata dia.

Sementara itu, hingga pertengahan Agustus, progres proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung sudah mencapai 77,92 persen. Pada awal Agustus, lanjut dia, terowongan 8 dan 10 yang berada di Kabupaten Bandung Barat berhasil ditembus.

Pencapaian itu merupakan suatu hal yang luar biasa karena pembangunan kedua terowongan tersebut memiliki tekstur geografis yang cukup tinggi. Selain itu, dengan tembusnya terowongan 8 dan 10, artinya tinggal tiga lagi terowongan yang saat ini masih dalam prosespenyelesaian untuk bisa tembus.

Lebih lanjut ia mengatakan, terowongan 10 memiliki panjang 1.230 meter dan berlokasi di Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Tunnel ini berhasil ditembus pada 6 Agustus 2021. Sementara terowongan 8 memiliki panjang 2190 meter dan berlokasi di Mandalasari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat. Tunnel ini telah tembus pada 8 Agustus 2021.

“Sejalan dengan penyelesaian terowongan, PT KCIC juga melakukan penyelesaian pembangunan stasiun dan konstruksi lainnya. Pada akhir Juli lalu, kita telah melakukan penutupan atap (topping off) Stasiun Halim. Harapan kami harapan proyek ini bisa selesai tepat waktu dan bisa dioperasikan di akhir tahun 2022,” sebutnya. (*)

Editor : Rizki Nurhakim

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.