Presiden Prancis Hormat Pada Muslim, Tapi Tidak Membenarkan Kekerasan

Pengunjuk rasa mengikuti aksi damai bela nabi di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/10/2020). Mereka mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang diaanggap menghina Islam dan Nabi Muhammad. Antara Foto/Raisan Al Farisi/aww

BANDUNGSATU.COM – Presiden Prancis Emmanuel Macron, Sabtu (31/10), mengatakan ia menghormati para muslim yang dikejutkan oleh kartun Nabi Muhammad tapi itu bukan alasan untuk melakukan kekerasan.

Dalam upaya untuk memperbaiki apa yang ia katakan sebagai kesalahpahaman tentang niat Prancis di dunia Muslim, Macron memberi kesempatan wawancara kepada jaringan televisi Arab Al Jazeera. Wawancara itu disiarkan pada Sabtu.

Selama wawancara, Macron mengatakan Prancis tidak akan mundur dalam menghadapi kekerasan dan ia akan membela hak kebebasan berekspresi, termasuk penerbitan kartun.

Namun, presiden Prancis itu menekankan bahwa tidak berarti dirinya atau para pejabatnya mendukung kartun-kartun itu –yang oleh Muslim dianggap menghujat, juga tidak berarti bahwa Prancis anti Muslim.

“Jadi saya memahami dan menghormati bahwa orang-orang terkejut dengan kartun ini, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa seseorang dapat membenarkan kekerasan fisik karena kartun ini, dan saya akan selalu membela kebebasan di negara saya untuk menulis, berpikir, menggambar,” kata Macron, menurut transkrip wawancara yang dirilis oleh kantornya seperti dilansir bandungsatu.com dari Antara.

“Peran saya adalah menenangkan segalanya, itulah yang saya lakukan, tetapi pada saat yang sama, melindungi hak-hak ini,” sambungnya.

Seorang penyerang yang meneriakkan “Allahu Akbar” memenggal seorang perempuan dan membunuh dua orang lainnya di sebuah gereja di Nice pada Kamis (29/10). Peristiwa itu merupakan serangan pisau berujung maut kedua di Prancis dalam dua minggu.

Tersangka penyerang, berusia 21 tahun dari Tunisia, ditembak oleh polisi dan sekarang berada dalam kondisi kritis di rumah sakit. Polisi pada Sabtu menyebutkan bahwa satu orang lagi ditahan sehubungan dengan serangan itu. Orang tersebut menambah tiga lainnya yang sudah ditahan karena dicurigai melakukan kontak dengan penyerang.

Macron telah mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi berbagai lokasi, seperti tempat ibadah dan sekolah. Sementara itu, para menteri telah memperingatkan bahwa serangan militan lainnya bisa terjadi. (RZK)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.