Panen Raya Jagung, Presiden Singgung Soal Stabilitas Harga dan Industrialisasi Pertanian

Presiden Joko Widodo menegaskan kesetabilan harga saat terjadi kelebihan suplai. Hal tersebut ketika meninjau panen raya jagung di Kabupaten Sumbawa NTB, Kamis (02/05). Foto/Istimewa

JAKARTA, BANDUNGSATU.COM – Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya menjaga kesetabilan harga pada saat terjadi kelebihan suplai. Hal itu ia tegaskan pada saat meninjau panen raya jagung di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Kamis, (02/05).

“Harga yang sebelumnya Rp7.000 sekarang sudah turun menjadi Rp4.200. Baik untuk peternak tapi kurang baik untuk petani. Ini lho menjaga keseimbangan seperti ini yang tidak mudah,” ujar Presiden dalam keterangannya kepada awak media usai peninjauan.

Presiden juga mengatakan untuk memberikan keuntungan dan meningkatkan pendapatan para petani maka produktivitas jagung di setiap daerah harus meningkat.

“Misalnya kayak di sini pakai benih tangguh hasilnya tadi saya tanya 7-8 ton, kalau yang bisi juga sama bisa 7, 8, 9 ton. Nah produksinya harus itu, tapi ada yang di bawah 5 ton. Nah itu yang dengan harga Rp 4.200 itu nggak nutup,” ungkap Presiden.

Presiden pun berharap agar harga jagung dapat terus meningkat dan terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Untuk itu, ia telah menginstruksikan jajarannya untuk melalukan perhitungan dengan baik.

“Kemarin kita sudah hitung-hitung dan kita dorong tapi kalau suplainya terlalu besar demand-nya tetap itu hukum pasarnya harga pasti turun karena oversupply,” ucap Presiden.

Pada kesempatan tersebut ia juga mengatakan bahwa pihaknya sudah menginstruksikan jajarannya untuk mendorong industrialisasi di bidang pertanian. Hal tersebut sebagai salah satu upaya pemerintah dalam menjaga kestabilan harga.

“Hilirisasi ini memang yang terus akan kita dorong sehingga harga itu bisa lebih stabil, kalau ada industri harga akan lebih stabil. Tapi kalau jauh dari sini harus dibawa ke Jawa, dari sini harus dibawa ke Jawa Barat, ya memang cost-nya kemakan banyak di transpor,” tutur Presiden.

Dalam peninjauan tersebut, Presiden didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Pj. Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi, dan Bupati Sumbawa Mahmud Abdullah. (Sumber Setneg.go.id)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.