Ngabuburit di Sundaland Bareng Anak Yatim, Bernostalgia dengan Kaulinan Tradisional Tahun 80’an

Sejumlah anak sedang asik membuat kerajinan binatang berbahan daun kelapa sambil ngabuburit di wana wisata Sundaland, Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Foto/BANDUNGSATU.COM

BANDUNGSATU.COM – Mengisi waktu untuk menunggu berbuka puasa (ngabuburit) bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan yang positif.

Selain dapat menambah wawasan dan pengetahuan, hal itu juga bisa mempererat silaturahmi dengan sesama, keluarga, ataupun teman-teman sepermainan.

Seperti yang dilakukan oleh sejumlah anak sekolah dan panti asuhan yang melakukan aktivitas ngabuburit (menunggu waktu buka) di wana wisata Sundaland, Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Mereka melakukan kegiatan aktivitas seni dan membuat mainan berbahan dari daun.

Salah satunya adalah dengan berlatih nari dan membuat mainan dari bahan daun kelapa. Antusias anak-anak juga sangat tinggi karena itu menjadi pengalaman baru. Sambil ditemani instruktur dari komunitas seni, mereka mengikuti arahan yang disampaikan baik ketika menari atau membuat kerajinan mainan.

Mantan Wakil Bupati Bandung Barat periode 2013-2018, Yayat T Soemitra yang berkesempatan hadir bersama istri, mengaku sangat mendukung kegiatan tersebut.

Sebab itu bisa menjadi hiburan bagi anak-anak yang selama ini mungkin merasakan jenuh akibat mengikuti belajar daring di rumah.

“Anak-anak kan selama ini belajar daring, mungkin ada yang jenuh. Tapi dengam begini, itu jadi pengalaman baru bagi mereka. Sementara bagi orang tua seperti kami, ibarat bernostalgia kembali,” ucapnya.

Menurutnya membuat kerajinan mainan berbahan dasar pelepah pisang, daun kelapa, atau daun singkong, di tahun 80’an sangat populer.

Wakil Bupati Bandung Barat Periode 2013-2018 Yayat T Soemitra yang hadir menyaksikan latihan tari tradisional sambil ngabuburit di Sundaland, Cikole, Lembang, KBB. Foto/BANDUNGSATU.COM

Makanya kerajinan atau kaulinan barudak zaman dulu harus terus diperkenalkan supaya anak-anak generasi sekarang tidak lupa.

“Ini juga sebagai upaya agar anak tidak kecanduan gadget. Saya rasa ketika mereka asik dengan permainan tradisional ini sesuatu yang positif. Artinya ikut melestarikan budaya juga,” imbuhnya.

Salah seorang anak Muti Ratna Galuh (13) dari Sindangsari, Baleendah, Kabupaten Bandung, mengaku baru kali ini diajari membuat binatang simeut (belalang) dari daun kelapa.

Oleh karena itu dia harus memperhatikan tahapan satu per satu dalam merangkai daun kelapa supaya membentuk binatang.

“Seneng meski di awal-awal susah bikinnya. Ini pengalaman pertama dan sambil ngabuburit juga,” ujarnya.

Pengelola Sundaland, Cikole, Lembang, Kang Gezz (35) menyebutkan, aktivitas ini secara keseluruhan diikuti oleh 200 anak. Namun karena sedang pandemi COVID-19 maka dibagi-bagi supaya tidak terlalu menimbulkan kerumunan.

Dia menilai di saat kondisi pandemi COVID-19 aktivitas di udara terbuka dengan tetap menerapkan prokes bisa dilakukan. Oleh karena itu dirinya mengajak anak-anak dari KBB, Kota Bandung, dan Kabupaten Bandung untuk ngabuburit bareng sambil menambah ilmu.

“Kami ingin mengajak anak-anak bermain di luar ruangan sambil berkesenian dan mengasah kreativitas,” kata pengelola Sundaland, Cikole, Kang Gezz (35), belum lama ini. (*)

Editor : Rizki Nurhakim

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.