Tingkatkan Layanan dan SDM Umat, Kemenag Laksanakan Sejumlah Program Prioritas

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat, Ajam Mustazam, mengungkapkan Kemenag saat ini sedang berupaya meningkatkan layanan. Agar layanan bisa cepat dan mempermudah masyarakat yang membutuhkan layanan Kemenag. Foto/BANDUNGSATU.COM

BANDUNG BARAT, BANDUNGSATU.COM – Pada ekspos Program Prioritas Kementerian Agama, yang dilaksanakan di Hotel Takashimaya Jalan Grand Hotel, Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jumat (15/12) terungkap bahwa Kemenag saat ini sedang berupaya meningkatkan layanan. Agar layanan bisa cepat dan mempermudah masyarakat yang membutuhkan layanan Kemenag, maka transformasi digital menjadi salah satu prioritas.

Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat, Ajam Mustazam. Ia mengungkapkan sebagai satuan kerja terbesar baik di pusat maupun di daerah, maka ketepatan melalui kecepatan layanan sudah diperlukan.

”Terkait dengan transformasi digital, sebagai satuan kerja terbesar dan terbanyak baik di pusat maupun di daerah, untuk mempercepat layanan, untuk mempermudah layanan maka tranformasi digital menjadi prioritas Kementerian Agama,” kata Ajam.

Ajam juga mengatakan kemandirian pesantren pun menjadi prioritas selanjutnya. Kemandirian pesantren diaplikasikan pada output skill para santri yang tidak hanya berujung menjadi guru agama saja.

”Kemenag menginginkan bahwa para santri tidak hanya menguasai ilmu agama tapi juga ilmu duniawi. Artinya saat keluar dari pesantren para santri juga bisa jadi petani, pedagang dan lain sebagainya,” jelas Ajam.

Ke dalam, prioritas Kemenag juga diaplikasikan pada pelayanan yang tidak hanya melakukan pelayanan pernikahan atau perceraian dan rujuk, namun juga layanan lainya. Bahkan layanan ke seluruh umat beragama.

”Sudah ditetapkan oleh Kemenag bahwa kami tidak hanya melayani apa yang kami sebut sebagai layanan ’asmara,’ soal pernikahan, perceraian atau apapun yang terkait dengan itu. Kami juga memberikan layanan apapun yang berhubungan dengan semua umat beragama. Tidak hanya Muslim saja. Semua agama,” kata Ajam.

Program prioritas yang tidak kalah penting dari Kemenag adalah moderasi beragama. Program ini menjadi penting di saat ini, terlebih dengan bebasnya postingan di medsos, memiliki potensi orang bisa mengupload apapun yang bisa jadi memiliki potensi memecah belah kerukunan beragama karena minimnya filter di media sosial. Okeh karena itu moderasi beragama diharapkan bisa mengcounter konten-konten negatif tersebut.

”Pentingnya moderasi beragama adalah agar satu sama lain menghormati, menghargai dan bisa saling mengingatkan dan menguatkan, sehingga kerukunan beragama akan tercipta dengan baik,” jelas Ajam.

Terkait dengan moderasi beragama, Kemenag melalui Litbangnya dalam waktu dekat, pada tanggal 19 sampai 24 Desember akan menggelar Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika dan Amerika Latin.

”Artinya moderasi beragama ini tidak hanya bisa diterima di Indonesia, tapi juga diterima di negara-negara luar, karena dampak dan manfaatnya itu bisa dirasakan,” ujar Ajam.
Selain menggelar ekspos Program Prioritas Kementerian Agama, Kemenag Jabar hari ini juga menghadiri kick off penempelan stiker Gerakan Keluarga Maslahah Nahdatul Ulama (GKMNU).

Menurut Ajam, apa yang dilakukan NU ini sangat baik umtuk memberikan pendidikan pada keluarga muslim agar tercapai mewujudkan keluarga sakinah, maa waddah wa rohmah.

”ini bagus untuk membangun keluarga samawa, karena keluarga adalah pondasi awal dalam berkehidupan beragama, bernbsa dan bernegara. Kalau keluarganay harmonis dan penuh kedamaian akan berdampak pada kehidupan umat bergama di Jawa Barat secara khusus, dan juga di Indonesia secara umum,” kata Ajam.

Ia mengatakan stiker tersbut akan ditempel di 5.943 desa, seiring dengan digelarnya gerakan ini. Sementara sat ini sudah tercetak 3.200.000 stiker untuk segera didistibusikan dari tingkat provinsi sampai tingkat desa.

”Itu tidak hanya berhenti sampai pemasangan stiker, tapi akan ada edukasi soal apa itu GKMNU, apa fungsinya, sehingga masyarakat paham dan bisa mengejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari,” pungkas Ajam.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.