Soal Program Rudal Nuklir Iran, Raja Salman Minta Dunia Ambil Sikap Tegas

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mengikuti KTT G20 secara virtual di Riyadh, Kamis (26-3-2020). KTT G20 kali ini mengangkat tema utama tentang penanggulangan pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS/pras.

BANDUNGSATU.COM – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mendesak dunia mengambil “sikap yang tegas”  untuk mengatasi upaya Iran dalam mengembangkan program rudal nuklir dan balistik.

“Kerajaan Arab Saudi menekankan bahaya proyek regional Iran, campur tangan Iran di negara lain, maupun pengembangan terorisme. Kerajaan Arab Saudi meminta sikap tegas dari komunitas internasional terhadap Iran yang mengembangkan program rudal balistik,” kata Raja Salman bin Abdulaziz dalam pidato tahunan di depan badan tertinggi penasihat pemerintah seperti dilansir bandungsatu.com dari Antara, Kamis (12/11/2020).

Pidato publik itu merupakan yang pertama disampaikan penguasa berusia 84 tahun itu sejak dia berpidato di depan Majelis Umum PBB pada September melalui video, yang pada saat itu dia juga membidik Iran.

Muslim Sunni Arab Saudi dan Syiah Iran terkunci dalam perjuangan selama puluhan tahun untuk mendapatkan pengaruh di seluruh wilayah. Mereka mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam berbagai konflik, dari Suriah hingga Yaman.

Tidak ada reaksi langsung dari Iran atas pernyataan raja tersebut. Teheran sebelumnya menggambarkan pernyataan Saudi yang menentangnya sebagai “tuduhan tidak berdasar” dan membantah mempersenjatai kelompok-kelompok di Timur Tengah.

Kantor berita negara SPA menerbitkan transkrip lengkap pidato raja setelah tengah malam. TV pemerintah memuat foto-foto raja yang secara virtual berbicara kepada para anggota dewan dari istananya di Neom.

Raja Salman dirawat di rumah sakit selama beberapa hari selama musim panas. Ia menderita radang kantung empedu yang harus dioperasi.

Ketegangan meningkat di kawasan itu sejak Presiden AS Donald Trump pada 2018 menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir penting dengan kekuatan dunia. Trump juga menerapkan kembali sanksi ekonomi yang ketat terhadap Republik Islam Iran.

Hubungan Putra Mahkota Saudi Mohammed dengan Trump telah memberikan tameng terhadap kritik internasional terkait catatan hak asasi Riyadh yang dipicu oleh pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi, peran Riyadh dalam perang Yaman, dan penahanan aktivis wanita. (RZK)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.