PTPN VIII dan PT Jaswita Jabar Tandatangani MoU Kembangkan Ciater Agrotourism

BUMD milik Pemprov Jawa Barat (Jabar) yakni PT Jasa dan Kepariwisataan Jabar (Perseroda) atau Jaswita dan PTPN VIII akan mengembangkan Ciater Agrotourism, di Kabupaten Subang. (Dok Humas Pemprov Jabar)

BANDUNGSATU.COM – PT Jasa dan Kepariwisataan Jabar (Perseroda) atau Jaswita dan PTPN VIII akan mengembangkan Ciater Agrotourism, di Kabupaten Subang, karena saat ini tren wisata berbasis alam terus meningkat dan diminati banyak wisatawan.

Kesepakan pengembangan Ciater Agrotourism tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding) atau Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PT PN VIII dengan PT Jaswita Jabar hari kedua West Java Investment Summit (WJIS) 2020. di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Selasa.

“Kalau pariwisata itu yang penting bikin orang senang. Saat pandemi, tren pariwisata alam. Kami melihat potensi yang besar. Apalagi PT PN punya potensi yang besar,” kata Direktur Utama PT Jaswita Jabar Deni Nurdyana di sela-sela acara tersebut seperti dilansir bandungsatu.com dari Antara, Selasa (17/11/2020).

Selain penandatanganan perjanjian kerja samaSantara PT PN VIII dengan PT Jaswita Jabar, dalam WJIS 2020, PT Agro Jabar menandatangani perjanjian Kerjasama Operasional (KSO) dengan PT Pupuk Indonesia Pangan.

KSO ini merupakan implementasi Peraturan Daerah (Perda) Jabar Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pusat Distribusi Provinsi. Yang mana PT Agro Jabar berperan serta dalam penyediaan stok pangan strategis.

Lewat KSO, diharapkan produksi beras dari PT Agro Jabar akan memenuhi target 2.500 hingga 4.000 ton beras per bulan pada 2021. Kerja sama ini juga memungkinkan adanya transfer pengetahuan dan teknologi, sehingga dalam dua tahun kedepan PT Agro Jabar akan memiliki alat produksi beras modern.

PT Agro Jabar pun bekerja sama dengan PT BIJB tentang pemanfaatan Aerocity Kertajati sebagai lokasi gudang logistik. WJIS 2020 sendiri merupakan forum investasi yang digelar oleh Pemda Provinsi Jabar dan Kantor Perwakilan (KpW) Bank Indonesia Jabar untuk menjaring minat investor berinvestasi di Jabar.

Sementara itu, Direktur PTPN VIII Mohammad Yudayat mengatakan, pemandangan kebun teh yang mempesona dapat dioptimalkan dengan sejumlah pembangunan fasilitas. Dengan begitu, hamparan kebun teh akan memiliki nilai tambah dengan konsep agrowisata.

“Bisnis utama kami adalah komoditas, yaitu teh, sawit, dan karet. Sekarang kami lihat ada kesempatan lain. Ada aset-aset kami yang optimalisasinya rendah, dan bisa kami kembangkan (menjadi destinasi wisata),” katanya.

PT PN VIII mengelola lahan ribuan hektare untuk berbagai komoditas dan sekitar 90 persen lahan PT PN VIII berada di Jabar. Mayoritas lahan yang dikelola PT PN VIII menyajikan keindahan alam dan menyimpan sejarah.

Yudayat mengatakan akan mengembangkan lahan di Ciater lewat kerja sama dengan berbagai skema. Tujuannya agar hamparan kebun di Ciater memiliki nilai ekonomi di sektor pariwisata tanpa mengubah fungsi lahan.

Total nilai investasi dari 76 proyek yang ditawarkan dalam WJIS 2020 adalah Rp5,8 triliun. Salah satu keindahan Jabar terlihat dari lahan-lahan PT Perkebunan Nusantara (PN) VIII yang berlokasi di Ciater.

“Selain pemandangan, ada nilai sejarah di lahan PT PN. Kalau ada yang pernah ke Boscha, Boscha itu dimakamkan di lahan PT PN. Sejarahnya tinggi. Kami pernah mendapatkan wisatawan mancanegara ingin duduk santai sambil minum teh dan diceritakan sejarah kebun teh yang ada,” kata dia. (RZK)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.