Jalur Selatan Bandung-Cianjur Kembali Terputus

Petugas dan warga tengah menyingkirkan material longsor di Tanjakan Hantap, Kampung Citengkor, Desa Sukabakti, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jumat 27 November 2020./Antara

BANDUNGSATU.COM – Bencana alam tanah longsor kembali terjadi di jalur selatan yang menghubungkan antara Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Cianjur.

Titik longsor berada  di Tanjakan Hantap, Kampung Citengkor, Desa Sukabakti, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur.

Informasi yang dihimpun, jalan yang  tertutup longsor susulan sepanjang tujuh meter.

Akibat kejadian itu memutus transpaortasi dari kedua arah,  karena material longsor berupa batu besar bercampur lumpur serta pohon berbagai ukuran.

Kepala Pengawas Lapangan PPK Jabar Kementerian PUPR, Heri S saat dihubungi  mengatakan jalur utama antarkabupaten di wilayah selatan Cianjur, kembali tertutup untuk kelima kalinya.

Menjadi longsor kedua kalinya di lokasi yang sama, sehingga petugas berupaya melakukan evakuasi dengan alat seadanya sambil menunggu alat berat datang.

“Longsor susulan terjadi tiba-tiba, tidak ada hujan turun hari ini. Namun tebing yang sedang dalam penanganan, kembali ambruk dengan material batu, lumpur dan pepohonan. Tidak ada korban jiwa atau materi dalam longsor yang menutup landasan jalan sepanjang 7 meter dengan ketinggian beragam mulai dari 1,5 meter,” katanya.

Pihaknya dibantu TNI/Polri, relawan dan warga sekitar, dengan alat manual, berupaya menyingkirkan material longsor, agar jalur dapat dilalui minimal kendaran roda dua, sambil menunggu alat berat yang sudah meluncur ke lokasi dari titik longsor di Kecamatan Sukanagara, dibantu alat berat dari PUPR Cianjur dan Provinsi Jabar.

Pihaknya menargetkan jalan utama Cianjur-Bandung itu dapat kembali normal setelah alat berat dan dump truk milik dinas terkait sampai ke lokasi.

Dilansir bandungsatu.com dari Antara, Kepala Desa Sukabakti, Tatang, mengatakan longsor untuk kedua kalinya selama satu pekan terakhir, terjadi secara tiba-tiba diduga akibat masih labilnya tebing setinggi 35 meter yang belum tuntas di tangani dinas terkait. Saat longsor terjadi, arus kendaraan yang melintas lengang, sehingga tidak ada korban jiwa atau kedaraan yang tertimpa material longsor.

“Harapan kami alat berat segera datang, agar proses menyingkirkan material longsor dapat dengan cepat dilakukan karena saat ini pembersihan dilakukan petugas gabungan dan relawan dengan alat manual. Ini merupakan longsor kedua kalinya selama satu pekan terakhir. Kami juga berharap penanganan tuntas dilakukan,” katanya.(RZK)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.