PLN Sebut Tujuh Kasus Gangguan Instalasi Listrik Akibat Layangan

Manager PLN (Persero) Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Jawa Barat M Tresna Wikarsa, disela-sela acaea Pembagian Sembako dan Dialog PLNesr dengan Electrizens di Mess PLN UP2B, Jalan Cigereleng Moh Toha Kota Bandung, Kamis (29/4/2021). (Antara/Ajat Sudrajat)

BANDUNGSATU.COM – PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengatur Beban (UP2B) Jawa Barat (Jabar) mencatat ada tujuh kasus gangguan instalasi listrik sepanjang tahun 2020 akibat masyarakat bermain layang-layang yang menggunakan kawat tembaga.

“Tahun lalu ada sekitar tujuh kasus aliran listrik terganggu karena tali layang-layang. Tahun ini, kami belum ada laporannya karena sekarang masih musim hujan. Kendati begitu, kami tetap mengkampanyekan soal ini kepada masyarakat,” kata Manager PLN (Persero) Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Jawa Barat M Tresna Wikarsa, Kamis.

Ditemui di sela-sela acaea Pembagian Sembako dan Dialog PLNesr dengan Electrizens di Mess PLN UP2B, Jalan Cigereleng Moh Toha Kota Bandung, Tresna memuturkan banyak tali layang-layang apalagi yang menggunakan kawat yang bisa merusak instalasi aliran listrik.

“Kasus gangguan listrik akibat layang-layang ini paling banyak terjadi di Garut dan wilayah Bandung,” kata dia.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada warga untuk bermain layang-layang di dekat instalasi listrik.

Pada kesempatan tersebut pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk mengecek instalasi listrik yang ada di rumahnya setidaknya lima tahun sekali untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran dan memastikan keamanan instalasi listrik di rumah.

“Selama ini memang warga jarang memantau instalasi listrik di rumahnya. Mereka melihat instalasi listrik hanya ketika ada gangguan. Padahal, idealnya, lima tahun sekali instalasi listrik di rumah itu harus dicek. Selain untuk memastikan bahwa instalasi listrik itu aman juga untuk mencegah terjadinya kebakaran,” kata Tresna.

Tresna menuturkan selama ini memang ada penyebab kebakaran yang terjadi akibat instalasi listrik meskipun kasusnya tidak banyak.

Pihaknya selalu mengkampanyekan hal ini kepada masyarakat karena setiap tahun beban pasokan listrik di rumah mayoritas bertambah seperti yang tadinya hanya ada TV satu, saat ini ada beberapa unit.

“Kemudian belum lagi adanya penambahan anggota keluarga. Yang nge-cash handphone jadi lebih banyak. Saat ini gaya hidup masyarakat untuk menggunakan elektronik bertambah. Otomatis, beban listrik juga bertambah. Hal ini harus ditunjang dengan keamanan instalasinya,” kata Tresna.

Terkait pengecekan instalasi listrik, Tresna mengatakan masyarakat cukup melihat instalasinya seperti jika sudah ada kabel yang rapuh segera diganti.

“Sebenarnya instalasi listrik itu bisa dilihat secara kasat mata. Sehingga bisa ketahuan langsung, apakah instalasinya harus diganti atau masih aman. Untuk ngecek instalasi tidak perlu lapor ke PLN, bisa sendiri,” kata dia.

Sementara itu ketika disinggung tentang pasokan listrik selama Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2021, Tresna mengatakan pasokan listrik di Jawa Barat aman.

“Pasokan listrik selama Ramadhan dan Idul Fitri nanti Insya Allah aman dan tetap terjaga. Apalagi kita sudah memiliki SOP khusus dalam menjaga beban dan pasokan listrik pada hari-hari besar, seperti Hari Raya Idul Fitri,” ujarnya. (*)

Editor : Rizki Nurhakim

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.