Imbas Kenaikan Harga, Pemotongan Sapi di Kota Bandung Menurun

Suasana di RPH Milik Pemkot Bandung/Humas Setda Kota Bandung

BANDUNGSATU.COM – Kenaikan harga sapi, berimbas pada turunnya penyembelihan sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) milik Pemerintah Kota Bandung, yakni di RPH Cirangrang dan Arjuna.

Dalam kondisi normal, di RPH milik Pemkot Bandung rata-rata menyembelih 45 ekor sapi per harinya. Namun sejak terjadi kenaikan harga, kini berkurang menjadi 32 ekor sapi per hari.

“Untuk di Kota Bandung normalnya 45 ekor dan itu bisa memenuhi kebutuhan daging di Kota Bandung, kadang-kadang 50 ekor. Tapi sejak kenaikan sekarang jadi sekitar 32 ekor,” ungkap Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, Senin (25/1/2021).

Menurutnya, penurunan pemotongan daging sapi bukan karena kelangkaan hewan. Tapi, akibat kondisi harga daging sapi yang saat ini mengalami lonjakan.

Kondisi ini membuat para pengusaha khawatir berdampak pada berkurangnya pembeli, sehingga daging segar yang sudah dipotong akan menumpuk dan tidak terjual.

“Sehingga sekarang pengusaha enggan untuk memotong lebih banyak. Khawatir tidak terjual dengan harga yang mahal. Tetapi untuk ketersediaan sapi masih tersedia,” ujarnya.

Dalam kondisi normal harga jual dagang sapi yakni Rp110.000-120.000 per kilogram. Tetapi kini menjadi Rp130.000-134.000 per kilogram.

“Sekarang sudah di atas Rp120.000 dan tergantung jenis dan kualitas. Kita punya harga eceran tertinggi dari Permendag (Peraturan Menteri Perdagangan) yaitu Rp120.000. Sekarang sudah sangat melebihi,” ujarnya.

Ia mengatakan, kenaikan harga dipicu oleh adanya kenaikan harga daging sapi di salah satu negara pengekspor, yaitu Australia.

Selain itu, kondisi pandemi dan cuaca yang buruk juga menjadi salah satu dampak dari kenaikan harga yang terus meroket.

“Karena pandemi karena banyak negara seperti China banyak memborong. Mereka membeli dengan harga yang cukup tinggi. cuaca juga mempengaruhi produksi,” jelas Gin Gin dikutip dari Humas Kota Bandung.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga agar tidak semakin meroket, pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan para pengusaha.

“Kalau naik terus dan diperlukan operasi pasar, kita akan coba koordinasi dengan Bulog dan Pemerintah Provinsi untuk menyediakan daging beku. Itu bisa menjadi alternatif,” tuturnya.

Meski harga mengalami kenaikan, Gin Gin memastikan ketersediaan daging sapi di Kota Bandung aman sampai tiga bulan ke depan.

“Masyarakat selain mengonsumsi daging segar dari sapi hidup juga dari daging beku. Persediaan daging beku relatif bagus, bahkan Bulog yang punya stok sampai 1,9 ton dan bisa cukup untuk 2-3 bulan, dan di RPH pun sapi itu tersedia,” ungkapnya.

Gin Gin mengaku pihaknya terus berkoordinasi baik dengan Kementerian maupun dengan para pengusaha di Kota Bandung. Selain itu, Gin Gin juga mengajak masyarakat untuk sementara beralih mengkonsumsi daging lain, seperti ikan dan ayam.

“Kita mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi bahkan mengalihkan konsumsi ke daging lain seperti ikan, dan ayam. Kita merekomendasikan itu sementara. Termasuk operasi pasar perlu kita siapkan,” terangnya.(*)

Editor : Rizki Nurhakim

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.